Liputan6.com, Jakarta Hujan uang terjadi di lapangan Sekolah Menengah Pertama Angkasa, Jakarta Timur, Kamis (7/6/2018) pagi. Acara itu diadakan oleh motivator kondang, Tung Desem Waringin.
Namun, Tung Desem Waringin mengadakan acara ini bukan untuk pamer duit, melainkan mengedukasi anak-anak mengenai kecerdasan keuangan.
Advertisement
"Kita seringkali sudah dapat uang tanpa kerja, karena masih anak-anak. Tapi begitu dapat uang langsung dihabiskan. Nonton konser, ganti handphone, untuk beli pulsa, cari sepatu," kata Tung Desem Waringin di depan siswa siswi SMP Angkasa.
Pesan yang ingin disampaikan Tung Desem Waringin kali ini, uang yang didapat tidak boleh langsung dihabiskan untuk banyak hal, melainkan harus dialokasikan untuk investasi dan amal.
Salah satu bentuk amal yang diadakan Tung Desem bersama para murid dan guru kali ini adalah menyisihkan sebagian uang yang diterima dari hasil hujan uang tersebut untuk diserahkan pada dompet dhuafa.
Tung Desem Warigin mengaku bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang luar biasa.
"Amazing. Itu sungguh-sungguh menyentuh hati berarti mereka mempraktikkan apa yang diajarkan," ujar Tung Desem Waringin ketika ditemui awak media seusai acara.
Adapun, donasi yang terkumpul sebesar Rp3.300.000,- tiga juta seratus ribu rupiah dari total uang sebesar lima juta rupiah.
Sesi Hujan Uang, Hujan Ilmu oleh Tung Desem Waringin ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pre-launching buku terbarunya, Life Revolution. Menyoal, kenapa acara tersebut dilakukan di lingkungan anak-anak dan sekolah, Tung berpendapat, usia anak-anak adalah waktu yang tepat unutuk belajar soal kecerdasan keuangan.
Simak juga video menarik berikut ini:
Berkuda dari Lubang Buaya
Sebelum melakukan acara Hujan Uang, Hujan Ilmu di SMP Angkasa, Tung Desem Waringin mengunjungi Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Di situ Tung disambut oleh Perwira Seksi Bimbingan dan Informasi Monumen Pancasila Sakti, Mayor Edy Bawono, SS, MT. Keduanya sempat berkeliling lokasi-lokasi bersejarah di tempat tersebut serta melakukan doa dan penghormatan pada para pahlawan yang meninggal untuk mempertahankan Pancasila, sebelum berkuda menuju lokasi hujan uang.
Berkuda merupakan simbolisasi dari pendidikan Indonesia yang masih sama seperti dulu, meski kini peradaban sudah lebih modern.
"Kalau untuk transportasi apakah boleh? Boleh. Tapi cepat sampai atau tidak," kata Tung pada awak media.
Tung Desem Waringin sendiri pernah melakukan hujan uang sendiri pada 2008 silam di Serang, Banten dengan menggunakan sebuah pesawat kecil. Sama seperti yang terbaru, dahulu dia menggunakan aksi itu untuk peluncuran karyanya yang berjudul "Marketing Revolution."
Advertisement