Liputan6.com, Seoul: Jang Ja Yeon menjadi perbincangan kembali saat ini. Padahal, saat ditemukan bubuh diri pada 2009 silam, publik bingung.
Bintang Boys Over Flowers itu meninggalkan surat yang mengungkapkan penderitaannya selama terjun ke dunia hiburan. Hal itu mendorongnya mengakhiri hidupnya pada 2009 silam karena tak tahan dengan perlakuan manajemennya.
Baca Juga
Advertisement
Jang Ja Yeon dipaksa melayani 31 pria. Lebih parah lagi, puluhan pria yang dilayani Ja Yeon adalah pejabat dan orang penting di dunia hiburan Negeri Ginseng.
Namun bukan itu saja, ternyata alasan Jang Ja Yeon bunuh diri lebih rumit daripada yang diketahui segelintir orang. Salah seorang manajer artis yang tak mau disebutkan namanya, mengungkapkan fakta lainnya.
Berat Mengungkapkan Fakta
Industri hiburan di Korea Selatan sangat keras, apalagi bagi pendatang baru. Saat itu, Jang Ja Yeon merupakan artis baru tak mau mengungkapkan pelecehan seksual yang dialaminya, khawatir image mengenai dirinya buruk.
Advertisement
Diam
Manajer artis yang rahasianya dirahasiakan mengatakan kepada The Korea Herald, baru-baru ini, "Jang Ja Yeon tidak mau mengungkapkan isu sensitif, termasuk pelecehan seksual. Bagi mereka yang kurang populer, mengapa membuat makin sulit?"
Produk Masyarakat
Profesor budaya Lee Taek Gwang dari Universitas Kyung Hee, Korea Selatan, mengamini perkataan manajer artis tersebut. Bagi sang profesor, artis dianggap sebagai produk masyarakat.
Advertisement
Dibentuk
"Sebagai selebritas, mereka dianggap sebagai produk di masyarakat. Publik tidak ingin `produk` menyuarakan suara mereka," kata Lee Taek Gwang.
Lee Taek Gwang menambahkan, "aku dengar Jang Ja Yeon ingin membangun image sebagai wanita yang kuat. Tapi, pada kenyataannya tidak mengizinkan itu terjadi."