Liputan6.com, Damaskus - Pemerintah Suriah telah membuka kembali jalan raya yang menghubungkan kota Homs - Hama pada Rabu, 6 Juni 2018, atau sebulan usai pasukan pemerintah berhasil merebut kawasan itu dari tangan militan ISIS dan pemberontak Kurdi yang menguasainya selama hampir tujuh tahun.
Kini, pengendara sepeda motor mengibar-ngibarkan bendera Suriah saat melintas di jalan yang telah dibuka kembali.
Hal itu tampak dilakukan sebagai bentuk simbolisasi penegasan atas kemenangan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad --yang dalam beberapa bulan terakhir telah mengambil alih semua kantung (enclave) dari tangan pemberontak di sekitar Damaskus serta di sepanjang jalan raya Homs-Hama. Demikian seperti dikutip dari Today, Kamis (7/6/2018).
"Pujian layak diberikan kepada Tentara Suriah yang telah berhasil mengembalikan keamanan di wilayah tersebut, juga kepada para pekerja yang bekerja keras untuk membuat jalan itu dapat kembali dilintasi sesegera mungkin," kata Menteri Transportasi Suriah Ali Hammoud kepada kantor berita Suriah SANA News Agency.
Dulu, ketika jalan raya itu dikuasai oleh militan, warga sipil harus mengambil rute alternatif berjarak tempuh sekitar 45 km.
Penduduk dari Talbiseh, sebuah kota di utara Homs, Suriah yang sempat dikendalikan oleh pemberontak hingga awal Mei 2018 ini, mengatakan bahwa mereka lega melihat jalan raya dibuka kembali.
Baca Juga
Advertisement
"Jika kami ingin pergi ke Homs sebelumnya, kami harus pergi setengah jalan keliling dunia," kata petani Hussein al-Muhammad (42) menggambarkan kondisi rute mobilitas dari Homs-Hama.
"Sekarang hanya butuh seperempat jam."
Petani lain dari Talbiseh, Hamoud Alloush (61) mengatakan, ia selamat dari pengepungan bertahun-tahun dengan memakan apa yang bisa ia kembangkan.
Kini, Alloush sudah berkunjung ke Homs dan kembali ke Hama untuk mengambil hasil panennya pada hari yang sama.
"Perjalanan pulang-pergi kurang dari dua jam," katanya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Pasukan Bashar Al Assad Hampir Menguasai Separuh Suriah
Presiden Bashar Al Assad, yang pada tahun 2015 hanya menguasai seperlima Suriah, kini telah berhasil memulihkan kendali di sebagian negara itu, berkat bantuan Rusia dan Iran.
Namun, wilayah lain di tepian, seperti hampir semua wilayah utara, sebagian besar wilayah timur, dan sebagian wilayah barat daya, masih dikuasai oleh kelompok militan non-pemerintah, seperti etnis Kurdi.
Kondisi semakin rumit ketika pihak asing juga turut melakukan campur tangan di wilayah tersebut, seperti Turki, Amerika Serikat, dan Israel --di samping Rusia dan Iran yang merupakan sekutu Suriah.
Advertisement