8 Juta Warga India Nikmati WiFi di Stasiun Kereta, Kalau Indonesia?

Kehidupan warga India terbantu dengan kehadiran WiFi di stasiun kereta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jun 2018, 13:00 WIB
Sundar Pichai, CEO Google (businessinsider.com)

Liputan6.com, Jakarta - Jaringan WiFi publik besutan Google yang bernama Google Station telah berhasil menjaring delapan juta pengguna tiap bulan di India.

Rencana Google Station di India diumumkan oleh CEO Google, Sundar Pichai dan Perdana Menteri India, Narendra Modi pada 2015 lalu. Tujuan dari rencana ini adalah menyediakan WiFi publik berkecepatan tinggi di stasiun-stasiun India, demikian laporan resmi Google, Jumat (8/6/2018).

Disebutkan, Google Station dapat diakses di 400 stasiun kereta di India. Rata-rata pengguna di India memakai 350MB dalam setiap sesi.

"Meskipun kami telah mencapai target 400 stasiun kereta, perjalanan kita masih belum selesai. India memiliki populasi pengguna internet terbesar kedua di dunia, tapi masih ada hampir satu miliar orang India yang belum pernah online," ucap Caesar Sengupta, Vice President Next Billion Users Team di Google.

Tercatat, pemakaian Google Station tidak hanya sebatas untuk chatting atau menonton video, tetapi ada juga orang-orang yang mengunggah materi-materi pendidikan, baik untuk diri sendiri atau anak-anak mereka di rumah.

Selain di India, proyek Google ini juga hadir di Meksiko, dan Indonesia. Namun, proyek tersebut belum terlalu terkenal di Indonesia.

Letaknya pun tidak di stasiun, melainkan di tempat perbelanjaan, restoran, universitas, dan fasilitas kesehatan.

Titik lokasinya belum sebanyak di India, serta masih terpusat di Jawa dan Bali. Sementara, penyebaran Google Station di India jauh lebih merata.


Infomudik.go.id Gandeng Google

KSP luncurkan portal mudik. Dok: Istimewa

Untuk di Indonesia, ada program spesial yang dijalankan Google, yaitu bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan (KSP) untuk meluncurkan infomudik.go.id.

"Satu terobosan baru yang dilakukan KSP untuk mudik lebaran 2018 adalah pembuatan portal terpadu khusus untuk para pemudik. Nama portal itu adalah infomudik.go.id," ucap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/6/2018) di Jakarta.

Portal itu terbilang komprehensif karena menawarkan layanan informasi terpadu yang terintegrasi dengan Kementerian Perhubungan, BUMN, sampai BMKG. Semua layanan tersebut terjadi dalam satu link saja.

Infomudik.go.id bekerja sama dengan Google Maps untuk memberikan panduan ke para pemudik dalam mencari jalur tol, alternatif, serta rest area. Google pun mengaku antusias untuk ikut berperan dalam terobosan kreatif dan komprehensif ini.

Tidak hanya itu, semua Kementerian dan Lembaga (K/L) juga turut dilibatkan untuk menyatukan kemampuan mereka agar meningkatkan kualitas portal ini. 

"Semua K/L bekerja keras untuk menyukseskan mudik 2018 menjadi mudik yang lancar, aman, dan nyaman. Ini adalah komitmen pemerintahan Presiden Jokowi yang selalu mengutamakan rakyat dalam setiap kebijakan dan program prioritas nasional yang dilakukan," tegas Moeldoko.


UMKM Indonesia Dapat WiFi Gratis Juga

Beberapa produk UMKM anyaman berlisensi Asian Games 2018 diperlihatkan saat pertemuan di Jakarta, Rabu (30/5). Beberapa produk berlisensi Asian Games 2018 mulai diperkenalkan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Masih di Indonesia, pemerintah mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk digitalisasi dengan memberikan koneksi internet gratis.

"Saya tidak minta Kominfo atau Telkom untuk menurunkan harga pulsa (internet), tapi kita punya bantuan," kata Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hari Sungkari dalam sebuah acara bertajuk Menuju 2020:Indonesia sebagai ekosistem digital di ASEAN saatnya UMKM bersiap!, di Jakarta.

Hari menjelaskan, bantuan yang diberikan adalah biaya pengadaan internet nirkabel atau wireless (wifi). Dengan harapan para pelaku UMKM bisa memasarkan produknya lewat sistem online.

"Jadi misalnya di Klaten ada kelompok UMKM berbentuk koperasi carilah di satu tempat dirikan untuk para penjual tuh ke situ ada WiFi. Kita bisa membayarkan WiFi setahun ke depan. Misalnya (biaya) langganannya Rp 5 juta per bulan, kita bayarkan Rp 60 juta untuk setahun," ujar dia.

Kendati demikian, Hari menegaskan, bantuan hanya diberikan kepada pelaku UMKM yang sudah dalam bentuk badan hukum. Bantuan tidak bisa diberikan secara perseorangan.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya