Tolak Koalisi Keumatan, Demokrat Ogah di Bawah Bayangan Rizieq Shihab

Ferdinand mengaku menghormati Rizieq Shihab yang memposisikan diri sebagai Imam besar Umat Islam Indonesia.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 07 Jun 2018, 19:57 WIB
Amien Rais dan Prabowo bertemu Rizieq Shihab di Mekah. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean mengungkapkan bahwa, partainya mengurungkan niat bergabung dengan Koalisi Keumatan setelah Ketum Partai Gerindra, Prabowo dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bertemu dengan Pimpinan FPI Rizieq Shihab di Tanah Suci.

Ferdinand mengatakan sikap ini diambil karena partainya tidak ingin berada di bawah bayang-bayang Rizieq Shihab.

"Orang-orang yang menyampaikan itu seolah-olah itu adalah komando Pak Habib Rizieq. Jadi kalau itu komando Rizieq, Demokrat akan mengurungkan niat bergabung di sana," ungkap Ferdinand, di DPP Partai Demokrat, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).

Kendati menolak bergabung di koalisi keumatan, Ferdinand menegaskan partainya menghormati posisi ulama, tak terkecuali Rizieq Shihab. Menurut Ferdinand, mereka menempatkan ulama sebagai pembimbing dalam keseharian. Tetapi tidak untuk menentukan ke mana arah politik Demokrat.

"Ulama kita tempatkan di khayangan lah, pembimbing lah, kalau kita belok kiri harusnya ke kanan ditegur, eh salah, nah itu kita menempatkan ulama disitu, tetapi bukan untuk mementukan siapa kita dan kemana arah politik kita," kata Ferdinand menegaskan.

Ferdinand menyampaikan sikap yang diambil oleh partainya saat ini terhadap koalisi keumatan merupakan bentuk penggunaan hak SBY dalam memimpin partai. Menurutnya, Demokrat tetap menghargai politik dari kubu yang berseberangan.

Selain itu, Ferdinand juga membeberkan, sebelum pertemuan kedua tokoh parpol dari Koalisi Keumatan dengan Rizieq Shihab, partai Gerindra merupakan parpol yang paling intens berbicara dengan partainya. Namun setelah terjadi pertemuan itu, diakui, mempengaruhi posisi politik Demokrat.

"Tadinya bersama-sama kita ingin bersama Pak Prabowo, ini kita agak injak rem nih," ujarnya.

 


Bentuk Koalisi Kerakyatan

Pimpinan FPI, Muhammad Rizieq Shihab memberi keterangan usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, Jakarta, Rabu (23/11). Rizieq diperiksa sebagai saksi ahli dalam kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Peristiwa itu juga memberikan dampak lain bagi Demokrat. Dikatakan oleh Ferdinand, ini menjadi alasan partainya akan membangun poros nusantara atau kerakyatan.

"Dan kita akan serius bangun poros nusantara, ya sudah, sekarang kita bantu-bantu rakyat dulu lah, supaya rakyat liat yang bantu dan peduli mereka siapa," ucap dia.

Meskipun begitu, jika Prabowo dapat menjelaskan bahwa koalisi keumatan tidak di bawah komando Rizieq, menjadi mungkin komunikasi antar kedua partai terjalin intens kembali.

"Oh kita akan menjalin komunikasi terus untuk berkoalisi dengan Gerindra dong," ucap Ferdinand menjelaskan.

Karenanya, mengusung capres-cawapres Prabowo-Agus Harimurthi Yudhoyono pun bukan tidak mungkin dapat terjadi.

"Kalau diukur dari survei yang dilakukan internal dari partai Demokrat, memang menjadi terkuat untuk mengalakan Pak Jokowi ini lah yang kita bangun terus," imbuhnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya