Presiden AS Ajak Perwakilan Negara Sahabat Buka Puasa Ramadan Bareng

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menggelar buka puasa bersama di Gedung Putih pada Rabu, 7 Juni 2018 malam waktu setempat

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Jun 2018, 21:20 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggelar acara buka puasa bersama di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/6). Di meja utama, Trump duduk bersama Dubes Arab Saudi untuk AS Pangeran Khalid bin Salman dan Dubes Yordania Dina Kawar. (AP/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menggelar buka puasa bersama di Gedung Putih pada Rabu, 7 Juni 2018 malam waktu setempat, dengan mengundang duta besar negara-negara sahabat berpenduduk mayoritas muslim.

Buka bersama yang dikemas layaknya jamuan makan malam sesuai tradisi Barat itu mengundang duta besar Indonesia, Arab Saudi, Yordania, negara Timur Tengah, dan lainya. Demikian seperti dikutip dari surat kabar politik AS The Hill, Kamis (7/6/2018).

Saat menyampaikan pidato pembuka, Donald Trump menyebut buka puasa bersama sebagai "Tradisi sakral salah satu agama terbesar di dunia."

"Malam ini ketika kita menikmati makan malam yang luar biasa di Gedung Putih, mari kita berusaha untuk mewujudkan rahmat dan niat baik yang menandai musim Ramadan," kata Trump kepada peserta.

"Mari kita berdoa untuk perdamaian dan keadilan dan biarkan kami menyelesaikan bahwa nilai-nilai ini akan membimbing kita ketika bekerja sama untuk membangun masa depan yang cerah dan makmur yang menghormati dan memuliakan Tuhan," lanjut Donald Trump.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Organisasi Muslim AS Tidak Diundang

Jemaah muslim pria melakukan salat sebelum berbuka puasa Ramadan di Lafayette Square, Washington DC (6/6). Acara ini juga bertepatan dengan buka puasa bersama yang diikuti Presiden AS, Donald Trump di Gedung Putih. (AFP/Mandel Ngan)

Beberapa organisasi muslim terbesar di Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka tidak diundang ke perayaan itu.

Baik Islamic Society of North America (ISNA) dan the Council on American-Islamic Relations mengatakan bahwa mereka tidak diundang.

Colin Christopher, direktur lintas agama ISNA, mengatakan kepada HuffPost bahwa dia percaya bahwa daftar tamu dalam buka bersama Donald Trump itu difokuskan pada diplomat dari negara-negara mayoritas Muslim.

"Gedung Putih tampak lebih tertarik mengundang para pemimpin pemerintah asing dari negara-negara mayoritas Muslim yang korup yang menunjukkan kebijakan yang tidak adil dan tidak adil terhadap populasi mereka sendiri, yang tampaknya sejalan dengan masa pemerintahan AS saat ini," kata Christopher dalam email ke outlet berita.

Beberapa kelompok hak-hak sipil muslim mengorganisir protes bertajuk "NOT Trump's Iftar" di sebuah taman di seberang Gedung Putih saat buka puasa bersama berlangsung. Kelompok-kelompok itu mengatakan retorika panas Trump telah berkontribusi pada peningkatan perundungan dan diskriminasi terhadap muslim di AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya