Dengan Video Ini Israel Berupaya Diskreditkan Perawat Palestina Razan Najjar...

Bagi rakyat Palestina, Razan Najjar adalah martir. Perawat itu ditembak mati tentara Israel saat menyelamatkan demonstran yang terluka.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Jun 2018, 14:32 WIB
Perawat Palestina Razan Najjar dievakuasi sesaat setelah ditembak tentara Israel di perbatasan Gaza. Tak lama kemudian ia meninggal dunia. (Adel Hana/AP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Razan Najjar selamanya akan dikenang oleh warga Gaza, Palestina sebagai seorang 'malaikat penolong'. Hingga napas penghabisan, perawat itu tak kenal lelah menyelamatkan para korban di tengah demonstrasi berdarah di perbatasan dengan Israel.

Pada Jumat 1 Februari 2018, Razan yang mengenakan jas putih paramedis, mengangkat kedua tangannya, dan tak membawa senjata sama sekali, ditembak oleh sniper Israel. Ia menjadi korban tewas ke-119 di pihak Palestina. 

Kematiannya ditangisi rakyat Palestina. Dunia pun mengutuk pihak Israel yang menembak paramedis -- sebuah tindakan brutal yang nyata-nyata melanggar Konvensi Jenewa. Negeri zionis dituduh melakukan kejahatan perang. 

Namun militer Israel atau Israel Defense Forces (IDF) berkelit. Mereka menyebut, peluru yang ditembakkan punggung Razan Najjar hingga tembus ke dadanya, dilepaskan secara tidak sengaja. 

"Sejumlah kecil peluru ditembakkan dalam insiden itu, dan tidak ada tembakan yang disengaja atau diarahkan langsung kepadanya," demikian pernyataan pihak militer Tel Aviv seperti dikutip dari situs VOA. Israel hingga kini belum mengungkap identitas penembak jitu yang menewaskan Razan. 

Tak hanya berusaha cuci tangan, Israel juga berupaya mendiskreditkan Razan Najjar. Seperti dikutip dari Haaretz, sang perawat dituding melakukan pelemparan "benda api berbahaya" ke militer negeri zionis.

Sebuah video yang dirilis oleh militer Israel pada Kamis, 7 Juni 2018, menunjukkan gadis muda mirip Razan, terlihat melemparkan semacam benda berasap bersama dengan sekelompok pemuda Palestina.

Belum diketahui benda apa yang dilemparkan gadis diduga Razan tersebut. Namun, hal itu dianggap sebagai "sebuah risiko" bagi militer Israel. 

Menurut juru bicara militer Israel, Avichay Edree, dalam serangkaian twit berbahasa Arab: "Razan al-Najjar bukanlah malaikat yang ingin digambarkan oleh propaganda Hamas."

 

 

"Bahwa dia (Razan) adalah 'perisai manusia', membuktikan bagaimana Hamas menggunakan seluruh penduduk Gaza sebagai amunisi untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan olehnya dan Iran," lanjut Edree dalam twit-nya.

"Apakah personel medis di seluruh dunia ikut melempar 'granat', dan berpartisipasi dalam serangan dengan menggunakan diri mereka perisai manusia?" kritik Edree.

Namun, jika dilihat lebih seksama, gadis diduga Razan itu tak melemparkan benda berasap ke arah siapapun. Benda itu jatuh di semak-semak. 

Penyelidikan oleh militer Israel menemukan bahwa Razan terlihat dekat dengan pagar perbatasan saat penembakan terjadi. Kala itu, ia dan rekan-rekannya berupaya menolong demonstran yang terluka. Pihak militer Israel mengatakan bahwa penyelidikan atas pembunuhan Razan akan berlanjut.

'Militer Israel Tercela dan Munafik'

Namun, tak sejalan dengan tujuan militer Israel mendiskreditkan Razan Najjar,  video itu dikecam keras oleh Palestina dan aktivis hak asasi manusia. Aparat Tel Aviv dituding balik menggunakan rekaman, yang konteksnya tak jelas itu, sebagai upaya untuk membenarkan kematian Najjar.

"IDF selalu menuduh Palestina dan organisasi hak asasi manusia di Israel mengedit dokumentasi pelanggaran hak asasi manusia itu. Tapi, mereka justru mengedit video Razan al Najjar untuk mendiskreditkannya setelah membunuhnya. Benar-benar tercela dan munafik," kata penulis Amerika keturunan Israel, Mairav Zonszein dalam akun Twitternya.

Sementara itu, Dr Yossef Abu Arrish, kepala layanan kesehatan Gaza, mengatakan Razan berada di antara sekelompok "paramedis (yang) mendekati perbatasan dengan tangan terangkat untuk melakukan evakuasi korban".

Saat Razan dan rekan seprofesinya masih mengenakan seragam medis, tentara Israel menembakkan gas air mata ke arah mereka dan sebagian kecil massa Palestina yang ada di sekitarnya. Kemudian peluru-peluru tajam dilepaskan. 

Kementerian Kesehatan Palestina juga mempublikasikan video yang menunjukkan detik-detik terakhir sebelum Razan Najjar ditembak. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Foto Terakhir Razan Najjar Sebelum Ditembak.

Ini foto terakhir perawat Palestina, Razan Najjar sebelum ditembak? (Captured: www.workers.org)

Sementara itu, foto terakhir yang menangkap sosok Razan al-Najjar, menunjukkan bahwa ia dan beberapa petugas medis lainnya, mengenakan jubah putih dan sarung tangan lateks, berupaya mendekati seorang pengunjuk rasa yang jatuh tertembak. 

Menurut beberapa saksi, termasuk rekan-rekan Razan di kelompok sukarelawan medis, mereka terpaksa berjalanan kaki seraya mengangkat tangan --dan juga mempertaruhkan nyawa-- memasuki area yang rawan tembakan sniper, dengan satu tujuan, untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban dari pihak Palestina dan warga sipil. 

Beberapa saat setelah foto itu diambil, sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times, sebuah peluru menyasar bagian atas punggung Razan, menembus hingga keluar dari dekat pundaknya.

Beberapa hari sebelum penembakan itu, Razan diketahui sempat diwawancarai oleh beberapa media, termasuk NY Times, yang menceritakan pengakuan bangganya sebagai petugas medis. 

Laporan hasil wawancara itu menyebut bahwa Razan bangga dapat memecah hambatan gender, dan membantu pertolongan medis dalam perjuangan para saudaranya Palestina. 

Beberapa analis menduga, hasil wawancara tersebut, menjadikan sosok Razan dikenal luas, tidak hanya oleh kalangan publik, melainkan juga ditandai khusus oleh militer Israel.  Ia diduga kuat sudah jadi target peluru. 

Selain menimpa Razan Najjar, NY Times menyebut telah terjadi beberapa kali kasus pembunuhan pada tenaga profesional oleh militer negeri zionis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya