Liputan6.com, Jakarta - Senator Amerika Serikat (AS), Mark Warner, meminta penjelasan kepada induk usaha Google, Alphabet, dan Twitter tentang perjanjian berbagi data yang mereka miliki dengan para vendor asal Tiongkok.
Hal ini disampaikannya menyusul penjelasan Facebook pada pekan ini tentang kerja sama serupa dengan beberapa perusahaan Tiongkok.
Dikutip dari Reuters, Jumat (8/6/2018), Warner mengatakan telah menulis surat kepada kedua perusahaan dan mempublikaskannya pada hari ini.
Bisnis perusahaan teknologi Tiongkok selama beberapa tahun belakangan memang tidak berjalan mulus di AS, sehingga penjelasan Facebook tentang kesepakatannya dengan puluhan perusahaan, terutama Tiongkok, menjadi perhatian.
Baca Juga
Advertisement
Alphabet sendiri sebelumnya mengungkapkan memiliki kerja sama strategis dengan Huawei, Xiaomi, dan platform teknologi Tencent.
Menurut keterangan Warner, kerja sama Partai Komunis Tiongkok dan produsen peralatan telekomunikasi seperti Huawei dan ZTE Corps, telah menjadi perhatian keamanan nasional sejak 2012. ZTE merupakan produsen peralatan telekomunikasi nomor dua di Tiongkok.
Berdasarkan pertimbangan keamanan nasional, Warner bertanya kepada CEO Alphabet, Larry Page, apakah perusahaan memiliki kerja sama pihak ketiga dengan Huawei, ZTE, Lenovo atau TCL. Selain itu, Warner juga mempertanyakan keseriusan Alphabet menangani data konsumen dengan benar.
Ia juga mengajukan pertanyaan kepada CEO Twitter, Jack Dorsey, tentang hubungan situs microblogging tersebut dengan Huawei. Perusahaan Tiongkok ini merupakan produsen smartphone nomor tiga di dunia.
Menanggapi isu ini Google dalam penjelasan surelnya menuliskan, "Kami memiliki perjanjian dengan banyak manufaktur di dunia, termasuk Huawei. Kami tidak memberikan akses khusus kepada mereka terhadap data pengguna Google dan perjanjian kami mencakup perlindungan keamanan dan privasi untuk data pengguna."
Sementara itu, Twitter menolak berkomentar.
Facebook Terus Diserang Masalah
Alphabet dan Twitter turut disorot setelah Facebook mengungkapkan tentang kerja sama berbagi data dengan puluhan perusahaan. Permasalahan penyalahgunaan data penggunanya oleh Cambridge Analytica belum usai, tapi Facebook sudah menghadapi masalah baru lagi.
Pernyataan Facebook soal kerja sama dengan puluhan perusahaan terkait berbagi data pengguna, berujung masalah baru. Terkait isu berbagi data ini, The New York Times melaporkan pada Minggu (3/6/2018), bahwa data milik teman-teman pengguna Facebook kemungkinan juga bisa diakses tanpa persetujuan eksplisit mereka.
Facebook membantah laporan tersebut. Menurut raksasa media sosial itu, akses data diberikan agar para pengguna Facebook bisa mengakses berbagai fitur layanannya dari ponsel.
Pihak Facebook sebelumnya mengatakan bahwa Huawei, Lenovo Group serta produsen ponsel Oppo dan TCL Corp, merupakan empat dari 60 perusahaan dunia yang bisa mengakses data pengguna Facebook.
Hal ini bisa dilakukan setelah perusahaan-perusahaan tersebut menandatangi kontrak kerja sama.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement