Liputan6.com, Jakarta - Pada 2015, keberhasilan misi ekspedisi pesawat New Horizons menguak tabir planet Pluto pada beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik.
Jelas saja, setelah sembilan tahun lamanya melintasi tata surya, akhirnya New Horizons mampu berada di dalam orbit terdekat planet terjauh tersebut.
Advertisement
Penampakan planet kerdil itu pun diambil secara langsung dan diunggah NASA lewat laman Instagram resminya.
Di gambar yang diperlihatkan, tampak Pluto dari jarak dekat dengan permukaan yang membentuk sebuah pola jantung hati.
Maka, tak heran planet ini pun disebut-sebut sebagai planet hati oleh banyak orang.
Kabar terkuaknya Pluto rupanya mendarat sampai ke telinga organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Kabarnya, mereka tidak menerima apa yang telah NASA sampaikan terkait fakta ilmiah planet tersebut. Bahkan, ISIS meminta pihak NASA untuk mengganti nama planet Pluto.
Menurut informasi yang dilansir laman Mirror, Jumat (8/6/2018), seorang ahli astronomi amatir yang juga merupakan anggota ISIS melihat sebuah penampakan huruf Arab yang terpampang di permukaan Pluto.
Lebih lanjut disebutkan di sebuah website yang sering digunakan para ekstrimis ISIS sebagai sarana propaganda.
Paksa NASA Ganti Nama Pluto
Ahli astronomi yang tidak mau disebutkan namanya tersebut memaksa pihak NASA untuk mengganti namanya menjadi 'Bulan Nabi Muhammad'.
Pernyataanya muncul di sebuah posting-an website dan telah dilihat lebih dari 5000 orang.
Hal ini dilakukan karena terdapat dua tulisan Arab yang diduga membentuk lafaz 'Allah' dan 'Muhammad' di antara tanda hati yang terpampang di permukaan planet itu.
"Karena tanda hatinya begitu besar, sudah berarti bahwa dua huruf tersebut mengartikan `Tuhan mencintai Muhammad`," pungkasnya.
Sampai saat ini, pihak NASA belum merespon permintaan organisasi yang berlokasi di Timur Tengah itu.
Beredarnya kabar ini pun menampik berbagai macam komentar dari banyak kalangan, termasuk para ilmuwan dan juga sufi.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement