Microsleep, Gangguan Tidur yang Mengancam Saat Mudik Lebaran 2018

Menempuh perjalanan mudik yang panjang membuat para pemudik berisiko mengalami microsleep yang bisa mengancam nyawa.

oleh Nilam Suri diperbarui 09 Jun 2018, 06:15 WIB
Menempuh perjalanan mudik yang panjang membuat para pemudik berisiko mengalami microsleep yang bisa mengancam nyawa. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Waktu untuk mudik Lebaran 2018 sudah tiba. Ribuan orang berbondong-bondong siap menempuh perjalanan panjang menuju kampung halaman. Banyak pemudik yang pulang kampung mengendarai kendaraan pribadi. Ini artinya, mereka harus menyetir sendiri.

Mengutip BBC, Sabtu (9/6/2018), hampir setengah dari pengemudi pria mengakui pernah mengalami microsleep saat nyetir. Apa itu microsleep?

Microsleep adalah suatu kondisi tidur ringan yang berlangsung selama 5-10 detik. Saat periode microsleep terjadi, otak tertidur secara tidak sadar atau otomatis. Hal ini seringnya terjadi pada situasi yang monoton, seperti menyetir lama saat mudik Lebaran 2018.

Ketika tiba-tiba terbangun, orang-orang yang mengalami microsleep biasanya tersadar dengan hentakan kepala.

"Kelopak mata Anda mulai menutup dan Anda mulai kehilangan kontak dengan realita," ujar Profesor Jim Horne, direktur dari Loughborough University's Sleep Research Centre. "Anda akan tertidur selama beberapa detik, lalu terbangun sambil tersentak."

Sentakan yang mendadak inilah biasanya yang membuat orang-orang sadar mereka baru saja mengalami episode microsleep (walaupun kebanyakan orang tidak tahu istilah ini).

"Tidur harus berlangsung selama lebih dari satu menit untuk bisa diingat otak," ujar Profesor Hone yang mempelajari kelelahan yang dialami pengemudi selama 10 tahun. "Dengan microsleep, orang-orang akan merasa tidak sadar apakah mereka sebenarnya tidur atau terjaga."

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Karena lelah

Ilustrasi mengantuk saat mengemudi. (Foto: iStockphoto)

Microsleep disebabkan oleh kelelahan. Jika kehadirannya tidak segera diatasi, episode microsleep akan terjadi semakin sering dan berlangsung lebih lama. Sampai akhirnya Anda benar-benar tertidur.

Sentakan kepala di situasi yang berbahaya dan berisiko, seperti saat sedang mengemudi atau meeting, terkadang bisa mencegah episode lanjutan. Hal ini karena rasa kaget dan pemahaman atas apa yang terjadi memicu aliran adrenaline ke seluruh penjuru tubuh.

Pengemudi, terutama mereka yang mengemudi dalam waktu lama seperti saat mudik, jadi lebih rentan terhadap risiko microsleep. Ini karena mengemudi adalah kegiatan yang monoton.

Microsleep lebih rentan terjadi di sore hari, saat kadar energi pada tubuh mengalami penurunan, dan di malam hari di jam Anda biasanya tidur.

Pengemudi yang masih berusia muda justru lebih berisiko mengalami microsleep karena orang muda secara umum membutuhkan jam tidur lebih panjang.

Diperkirakan, hampir 20 persen kecelakaan di jalan raya berhubungan dengan tidur, menurut Departemen Transportasi.

"Tidur tidak datang begitu saja. Anda tidak mungkin menyetir dalam keadaan benar-benar waspada dan sadar di satu menit, kemudian tertidur pulas di menit selanjutnya. Selalu ada waktu yang cukup untuk menyadari bahwa seberapa mengantuk Anda," ungkap Profesor Horne.

Sarannya, selalu cari tempat parkir yang aman, lalu minumlah minuman yang mengandung 150 mg kafein. Kafein baru akan memiliki efek setelah 20 menit, jadi Anda memiliki waktu 15 menit untuk tidur dan menyegarkan diri di 5 menit setelahnya sebelum melanjutkan perjalanan mudik.

Infografis Microsleep

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya