Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku terkejut atas mundurnya Yudi Latif dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dia mengatakan, Yudi Latif tidak pernah berkomunikasi dengannya mengenai rencana kemunduran tersebut.
"Saya juga kaget," ungkap Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/6).
Advertisement
Mantan Panglima TNI ini menceritakan, terakhir kali dia bertemu Yudi Latif pada bulan lalu.
Saat itu, Kepala Staf Kepresidenan mengadakan diskusi mengenai sosialisasi Pancasila yang dihadiri oleh pimpinan BPIP. Moeldoko mengakui Yudi Latief memiliki kemampuan yang tak diragukan untuk menduduki posisi Kepala BPIP. Yudi Latief disebut memiliki pemahaman nilai-nilai Pancasila yang mumpuni.
"Semua orang tidak meragukan kapasitas Pak Yudi Latif. Kemampuan beliau untuk mengarusutamakan Pancasila karena memiliki background luar biasa mengenai pemahaman Pancasila," ujarnya.
Setelah Yudi Latief mundur, kata Moeldoko, pemerintah akan segera mencari penggantinya. Sosok pengganti cendikiawan muda itu harus memiliki kemampuan yang mumpuni juga dalam pembinaan ideologi Pancasila.
"Harus dicarikan figur lain yang kira-kira satu yang kapasitasnya mendekati sama atau sama. Saat ini Pancasila dibutuhkan. Kita lagi kering pemahaman ideologi Pancasila. Kita lebih mengagungkan ideologi lain dan seterusnya," pungkasnya.
Yudi Latif mengirimkan surat pengunduran diri dari Kepala BPIP kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis (7/6). Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan, dalam surat pengunduran diri, Yudi Latif beralasan memiliki banyak kesibukan sehingga tidak sanggup mengemban amanah di BPIP lagi.
"Dalam surat itu beliau (Yudi Latif) tidak sanggup karena masih ada urusan-urusan keluarga yang perlu diintensifkan oleh Pak Yudi Latif. Alasan formalnya seperti itu," kata Johan.
Saksikan video pilihan di bawah ini: