Liputan6.com, Jakarta - Beberapa aktivitas telah melekat erat dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi tanpa kita sadari, kebiasaan tersebut justru membahayakan tubuh.
Studi yang dilakukan oleh Veronica Irvin dari Oregon State University mengungkapkan bahwa mengubah kebiasaan lama kita adalah sesuatu yang perlu dilakukan. Hal tersebut berguna untuk menghindari segala hal yang merugikan kita.
Advertisement
Dikutip dari Bright Side, Jumat (8/6/2018), berikut 6 kebiasaan yang kerap kita lakukan, tapi justru membahayakan tubuh.
Saksikan juga video berikut ini:
1. Terlalu Banyak Mengoleskan Tabir Surya
Semua orang tahu bahwa mengaplikasikan tabir surya saat bepergian di bawah terik matahari adalah sesuatu yang wajib. Banyak yang beranggapan bahwa tabir surya dapat membantu menghindari penuaan dini, kanker kulit dan mencegah kulit menghitam.
Tetapi tahukah Anda bahwa kurangnya sinar matahari dan vitamin D dapat menyebabkan kanker jenis lain? Seperti kanker pankreas.
Penelitian Anne-Louise Ponsonby, seorang ahli epidemiologi di National Centre for Epidemiology and Population Health di Canberra, Australia, menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dan perlindungan matahari yang berlebihan dapat menyebabkan multiple sclerosis -- suatu penyakit kronis, biasanya progresif, yang melibatkan kerusakan selubung sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Gejalanya seperti mati rasa, gangguan bicara dan otot mengejang, penglihatan kabur, dan kelelahan parah.
Anda memang harus melindungi diri dari sinar matahari langsung, tetapi jangan berlebihan.
Advertisement
2. Mengupas Kulit Apel
Hampir semua nutrisi yang dikandung sayuran dan buah tidak selalu ada di dalam dagingnya. Contohnya saja apel. Sebagian besar orang memakannya dengan mengupas kulit apel, tapi ada juga yang langsung memakannya.
Tanpa disadari, cara memakan apel dengan mengupas kulit adalah cara yang salah. 100% quercetin (antioksidan pendukung kesehatan jantung) ada di dalam kulit apel.
Makan apel yang tidak dikupas terbukti efektif mencegah penyakit kronis pada sistem kardiovaskular. Hal terpenting adalah mencucinya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
3. Membunyikan Alarm Terlalu Keras
Beberapa orang menyetel alarm mereka dengan nada tinggi atau volume keras. Tindakan ini dilakukan untuk membantu mereka yang susah bangun tidur tepat waktu. Faktanya, suara bising tersebut bisa meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung.
Suara yang terlalu nyaring dapat mempengaruhi kesehatan, menyebabkan stres, dan menaikkan kadar kortisol. Jika cara bangun bangun seperti ini terus berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bulan, maka ada risiko bahwa stres Anda menjadi kronis.
Advertisement
4. Sering Mengecek Email
Dokter Richard MacKinnon dari British Psychological Society’s Division of Occupational Psychology menemukan bahwa surat elektronik atau e-mail bukan hanya alat komunikasi semata, tetapi bisa menjadi sumber stres dan kekecewaan untuk kita. Akibatnya, produktivitas menurun.
Berikut kiat-kiat yang diberikan oleh para ilmuwan agar "e-mail tidak membahayakan kehidupan Anda":
1. Jangan periksa kotak masuk e-mail Anda di pagi hari dan larut malam,
2. Bekerja dulu, periksa e-mail nanti saja (jika e-mail itu tidak menyangkut pekerjaan Anda),
3. Matikan pemberitahuan e-mail masuk.
5. Membungkus Rambut Basah Dengan Handuk
Bagi Anda yang kerap melakukan ini, mulailah berhenti menerapkannya sekarang juga. Sebab, membungkus rambut basah dengan handuk tebal dapat menyebabkan ujung rambut bercabang atau bahkan membuat rambut rontok.
Demikiaan seperti dikatakan oleh Leon Van-Gorkom, manajer senior perawatan rambut di Unilever Research and Development.
Sebaliknya, gunakan handuk untuk memeras kelebihan air dan biarkan rambut Anda mengering secara alami. Saat memeras kelebihan air, pastikan untuk melakukannya dengan lembut dan dalam waktu singkat.
Advertisement
6. Meminum Obat Penghilang Rasa Sakit
Obat penghilang rasa sakit sangat membantu mereka yang menderita sakit kronis. Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Ohio membuktikan, penghilang rasa sakit juga dapat menurunkan ketajaman emosi yang baik.
Dalam penelitian ini, satu kelompok peserta meminum obat penghilang rasa sakit dan yang lainnya mengonsumsi plasebo. Kemudian, para peserta melihat 40 foto -- dari yang sangat tidak menyenangkan (anak-anak kelaparan) hingga sangat imut (anak-anak bermain dengan kucing).
Setelahnya, para peserta harus memperkirakan seberapa positif foto-foto tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi obat penghilang rasa sakit mengaku foto-foto itu terlihat lebih buruk. Dengan kata lain, persepsi emosional tentang realitas telah terdistorsi.