Liputan6.com, Queensland - Seorang wanita Korea bertahan selama enam hari di padang gurun Australia, setelah jatuh dari tebing curam. Ia ditemukan oleh kru darurat dalam kondisi selamat, meski mengalami sedikit cedera.
Dikutip dari BBC, Jumat (8/6/2018), Joohee Han yang berusia 25 tahun tengah mendaki Gunung Tyson dekat Tully, Queensland, Australia ketika dia tergelincir dan jatuh ke jurang yang dalam. Dia lalu pingsan, tetapi berhasil merangkak ke air terjun tempat ia bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makanan.
Advertisement
Teman-temannya baru sadar Han menghilang pada Rabu 6 Juni, karena dia tak terlihat kembali ke tempat berkumpul.
"Wanita itu berada ... di padang semak. Mengalami dehidrasi dan terpapar matahari akibat berada di semak-semak selama enam hari," demikian pernyataan polisi.
"Wanita itu diterbangkan dari lokasi dengan helikopter dan kemudian diangkut ke rumah sakit untuk perawatan."
Para pejabat mengatakan Han mendaki ke puncak gunung dan berfoto, sebelum jatuh.
Paramedis ambulans udara Queensland, Hannah Gaulke mengatakan kepada ABC News bahwa Han tak sadarkan diri sekitar lima jam. Ia lalu merangkak ke air terjun berbatu.
"Dia tak bisa melangkah lebih jauh dan tak punya cara untuk keluar dari tempat itu, sehingga bertahan di sana beberapa hari," kata Gaulke.
Posisi Han ditemukan setelah teriakannya terdengar di daerah dekat jurang.
Pada Kamis 7 Juni, sebuah kru helikopter memberikan makanan kepadanya sebelum dievakuasi dari jurang sedalam 18 meter.
Polisi Australia mengatakan dia dibantu oleh jaketnya, yang membantunya tetap hangat sampai dia dievakuasi dengan helikopter.
"Dia benar-benar dalam kondisi yang sangat baik, jadi dia tidak memiliki cedera yang signifikan ... dia dalam semangat yang baik," kata Gaulke.
Saksikan juga video berikut ini:
Turis Ini Coba Berjalan Pulang 1.500 Kilometer
Berbeda dengan Han, seorang wisatawan yang terpisah dari rombongannya ketika mengunjungi Kota Terlarang di Beijing, memutuskan pulang dengan berjalan kaki. Sebab pria berusia 73 tahun itu tak mengerti harus melakukan apa.
Masalahnya, rumah pria lanjut usia itu berada di provinsi Zhejiang yang berjarak 1.500 kilometer dari Beijing. Seperti dilaporkan Shanghaiist.com pada Rabu, 28 Oktober 2015, ia memulai perjalanan pada 13 Oktober ketika mulai terpisah.
Untunglah, pria yang hanya disebutkan nama marganya, Yu, ditemukan oleh pihak yang berwajib di Tianjin, 6 hari sesudah ia memulai perjalanan pulang. Saat itu, ia sudah berjalan sekitar 100 kilometer.
Yu menggunakan matahari sebagai petunjuk arahnya dan tidur di tepi jalan setiap kali ia kelelahan. Ia masih memiliki sedikit uang untuk membeli makanan ketika lapar.
Yu yang pensiunan itu berpendidikan rendah dan kesulitan membaca dan menulis. Bukan hanya itu, ia berbicara dengan logat khas kampung halamannya di kabupaten Rui’an di provinsi Zhejiang sehingga kesulitan mengerti bahasa baku Putonghua.
Ia ditengarai enggan bertanya karena kesulitan masalah bahasa tersebut sehingga memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.
Sejak awal, pihak keluarganya sudah diberi kabar mengenai menghilangnya sang kakek, tapi upaya pencarian yang dilakukan tidak membawa hasil.
Ketika pihak berwenang menemukannya, Yu tidak memiliki telepon genggam ataupun tanda pengenal jati diri. Penemuan pria ini oleh polisi terasa seperi mukjizat.
Sementara itu, pencarian menggunakan Google Maps menunjukkan bahwa perjalanan dengan kaki sejauh 1.653 kilometer dari Kota Terlarang di Beijing menuju Rui'an di Zhejian dapat ditempuh dalam waktu 346 jam, setara dengan lebih dari 14 hari 10 jam, jika tanpa tersesat.
Advertisement