Perjalanan 20 Tahun Yahoo Messenger yang Tinggal Kenangan

Bulan depan Yahoo Messenger resmi ditutup. Berikut perjalannya dari masa kejayaan sampai sekarang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jun 2018, 12:49 WIB
Tampilan Yahoo Messenger baru (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Generasi Z pastinya tidak paham ketika dulu orang-orang menghabiskan waktu berjam-jam di warnet untuk chatting lewat Yahoo Messenger atau yang akrab disebut YM.

Sayangnya, pada 17 Juli 2018, Yahoo memutuskan untuk menghentikan layanan ini, dan mencoba membangun platform lain sesuai kebutuhan pengguna zaman sekarang.

Platform ini sendiri diluncurkan pada 9 Maret 1998, tapi baru resmi menyandang nama Yahoo Messenger pada 21 Juni 1999.

Lanjut pada 17 November 2000, Yahoo Messenger meluncurkan emoticon yang merupakan inovasi menarik pada zamannya.

Pada masa kejayaannya pada tahun 2000-an, Yahoo Messenger menghadirkan fitur-fitur inovatif seperti pesan suara, webcam, kemampuan integrasi dengan kontak di Windows Live Messenger, dan hadirnya fitur gim.

Satu dekade kemudian, muncul platform baru buatan anak-anak muda. Ketimbang melawan arus, pada 16 November 2010, Yahoo mencoba beradaptasi dengan perubahan ini, yakni melalui integrasi ke Facebook, Twitter, dan Zynga.

Lewat integrasi itu pengguna dapat mengobrol dengan teman-teman Facebook lewat integrasi ini, dan tersedia fitur update status yang bisa muncul di media sosial lainnya.

Pihak Yahoo juga berusaha menggaet pengguna di seluruh dunia dengan menghadirkan dukungan bahasa baru, salah satunya Bahasa Indonesia.

Sekarang, zaman sudah berganti, bersamaan dengan beralihnya pengguna Yahoo Messenger ke platform lain.

Yahoo resmi mengucapkan perpisahan, dan perjalanan Yahoo Messenger pun berakhir. Kabar baiknya adalah Yahoo berjanji akan kembali bersama aplikasi terbaru bernama Yahoo Squirrel yang masih dalam tahap beta.


Kabar Tamatnya Yahoo Messenger

Yahoo menutup versi aplikasi lama Yahoo Messenger, dan menggantinya dengan yang terbaru.

Yahoo Messenger (YM) memiliki kesan tersendiri bagi orang-orang Indonesia. Sebelum kehadiran aplikasi chatting, YM menjadi pilihan bagi warganet generasi 80-an.

Keseruan memakai YM sebentar lagi hanya bisa dijumpai di ruang nostalgia, sebab Yahoo mengumumkan penutupan platform lawas tersebut pada 17 Juli 2018 mendatang.

"Kami paham, kami memiliki banyak fans setia yang memakai Yahoo Messenger sejak awal kemunculannya sebagai salah satu aplikasi mengobrol pertama. Sebagaimana lingkup komunikasi senantiasa berubah, kami fokus membangun dan mengenalkan perangkat komunikasi terbaru dan menyenangkan yang lebih cocok pada kebutuhan konsumen," tulis Yahoo dalam situs resminya.

Sampai saat ini, Yahoo belum memberikan pengganti YM, sebab mereka masih bereksperimentasi dengan beragam layanan dan aplikasi baru.

Sejauh ini, Yahoo sedang menguji layanan Yahoo Squirrel, sebuah aplikasi chatting berbasis invitasi yang masih dalam tahap beta.

Setelah tanggal 17 Juli 2018, akses ke YM tidak akan bisa dilakukan, dan Yahoo meminta pengguna untuk langsung menghapus aplikasinya. Sebagai informasi, Yahoo ID masih bisa berfungsi di produk-produk Yahoo lainnya seperti Yahoo Mail, Yahoo Fantasy dan sebagainya.

Pengguna yang ingin mengunggah histori percakapan di Yahoo Messenger bisa langsung melakukannya lewat situs Yahoo. Cukup lakukan sign in, lalu masukan alamat e-mail yang dituju untuk dikirim data-data obrolan.


AIM Juga Berhenti

Ucapan perpisahan layanan chatting AIM yang akan ditutup pada 15 Desember mendatang (Sumber: TMZ)

Pada penghujung 2017 kemarin, platform mengobrol lawas lainnya juga ditutup, yaitu AOL Instant Messenger (AIM).

Sebelumnya, pada Oktober 2017, perusahaan telah mengumumkan bahwa penghentian layanan AIM efektif diberlakukan pada 15 Desember 2017.

Layanan pesan ini sangat populer di tahun 90-an, namun seiring cepatnya pertumbuhan layanan chatting dari perusahaan teknologi besar seperti Google dan Facebook, AIM perlahan kehilangan popularitasnya.

Baik Yahoo Messenger maupun AIM kalah tenar, dan sebagian besar penggunanya beralih ke layanan chatting yang dikembangkan baik Google maupun Facebook.

Induk perusahaan AIM, Oath, tak memberikan alasan jelas mengapa mereka memutuskan untuk menghentikan layanan.

Namun, hal tersebut diduga kuat karena jumlah pengguna AIM terus menurun, sementara perusahaan butuh biaya tinggi untuk memelihara infrastruktur agar AIM tetap berjalan.

Saat mengumumkan penghentian layanan AIM, Oktober 2017, perusahaan menyarankan pengguna untuk mem-backup data-data mereka, jika tidak perusahaan akan menghapus seluruh data tersebut.

"Kami senang bekerja di AIM untuk menyenangkan Anda. AIM akan selalu memiliki tempat khusus di hati kita. Seiring upaya untuk terus maju, kami semua di AOL (sekarang bernama Oath) sangat antusias untuk membangun generasi berikutnya lewat produk yang akan mengubah hidup pengguna di seluruh dunia," demikian bunyi pengumuman perusahaan.

Sebelumnya, Oath VP of Communication Michael Albers dalam sebuah unggahan di Tumblr mengatakan, selama bertahun-tahun, AIM telah mengantarkan pengguna ke teknologi digital baru dan memicu perubahan budaya.

"Namun cara komunikasi kita sudah berubah. Untuk itu kami memutuskan untuk menghentikan layanan AIM," tulisnya.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya