Liputan6.com, Jakarta Mungkin kita sering mendengar anjuran untuk tidur ketika puasa. Banyak yang mengatakan tidurnya orang puasa adalah ibadah.
Anjuran ini sangat populer ketika Ramadan. Alhasil, banyak orang mencuri waktu untuk tidur ketika menjalankan puasa.
Advertisement
Tetapi, benarkah anjuran ini? Dikutip dari Islami.co, memang ada hadis tentang anjuran di atas. Berikut arti hadis tersebut.
" Tidurnya orang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni."
Hadis ini sangat akrab bagi masyarakat. Sayangnya, hadis ini tidak ditemukan di kitab-kitab hadis.
Imam Baihaqi memang mencantumkan hadis tersebut dalam kitabnya Syu'abul Iman. Tetapi, Imam Suyuti dalam Al Jami' Al Shaghir mendhaifkan hadis tersebut.
Imam Baihaqi menyatakan terdapat rawi (periwayat) hadis tersebut yang lemah. Contohnya, Ma'ruf bin Hisan dan Sulaiman bin Amr An Nakha'i.
Tidak sedikit ulama menyatakan Sulaiman merupakan perawi lemah. Sampai Imam bin Hambal dan Yahya bin Ma'in menyatakan Sulaiman sebagai pemalsu hadis.
Demikian pula dengan Imam Bukhari. Dia menyatakan hadis yang diriwayatkan dari Sulaiman bersifat matruk atau mendekati palsu.
Mungkin ada kaidah yang menyatakan hadis dhoif boleh diamalkan selama tidak berkaitan dengan akidah maupun halal-haram. Tetapi, As Suyuthi menyatakan hadis tentang tidurnya orang puasa tidak boleh dijadikan rujukan, apalagi sampai diamalkan.
Sumber: Dream.co.id