Saran Ulama Inggris untuk Pesepak Bola Muslim soal Puasa Ramadan

Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris itu menegaskan puasa merupakan kewajiban bagi semua termasuk pesepak bola.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Jun 2018, 05:20 WIB
Gelandang Liverpool, Mohamed Salah (AFP Photo/Paul Ellis)

Liputan6.com, London - Seorang ulama Inggris yang berbasis di London, Ajmal Masroor memberikan nasehat untuk pesepak bola Muslin menjalani ibadah puasa Ramadan di Eropa.

Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris itu menegaskan kepada pemain bola Muslim di Eropa, puasa Ramadan merupakan kewajiban. Dia mengatakan, berpuasa tidak akan membahayakan kariernya.

"Dalam Ramadan, hanya ada pengecualian kepada Anda yang sakit atau bepergian. Anda dapat menggantinya di hari-hari tertentu," katanya, dikutip dari Goal.

"Jika seorang pemain sepak bola mengatakan kepada saya seperti ini: 'Saya tidak dapat memenuhi kewajiban profesional saya jika berpuasa.' Tentunya, saya tidak dapat menganggap ini sebagai alasan yang dapat diterima."

"Petugas pemadam kebakaran harus berpuasa, petugas polisi harus berpuasa, guru sekolah harus berpuasa di bulan Ramadan. Ini adalah bagian dari tantangan yang kami hadapi," ujar Masroor.


Tak Bisa Diganti

Masroor memastikan, puasa Ramadan tidak bakal menghancurkan karier pesepak bola. Dia menyebut, doa-doa orang berpuasa bakal didengar lebih cepat dari Allah.

"Jika seorang pemain bola menghasilkan 100 ribu pound sterling seminggu, tapi malah mengatakan bahwa puasa selama satu bulan akan membahayakan karirnya, itu tidak benar-benar valid," ucapnya.

"Satu bulan doa dan puasa yang dikalani penuh mungkin sangat bermanfaat bagi pemain itu. Saya pikir jika kita akan benar-benar multikultural maka klub dan pelatih harus beradaptasi dengan Ramadan untuk pemain Muslim mereka."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya