Imbauan BPTJ agar Terhindar Kemacetan Saat Mudik 2018

BPTJ memperkirakan puncak kepadatan arus mudik Lebaran 2018 terjadi sebanyak dua gelombang besar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jun 2018, 20:00 WIB
Operator Tol Cipali menyatakan siap menghadapi arus mudik Lebaran 2018. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono memperkirakan, jumlah pemudik dari Jakarta yang hari ini terpantau ramai memadati ruas dari Jakarta menuju Cikampek itu baru sekitar 25 persen dari total keseluruhan.

"Persentase pemudik yang meninggalkan Jakarta sekarang ini paling baru 25 persen. Liburnya masih panjang," ujar dia di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (10/6/2018).

Dia juga prediksi puncak kepadatan arus mudik terjadi sebanyak dua gelombang besar. Setelah 9 dan 10 Juni ini, lanjutnya, kepadatan volume kendaraan pun diperkirakan  terjadi pada H-3 atau H-2 Lebaran.

Selain itu, Bambang mengatakan, lalu lintas di kawasan Jakarta dan sekitarnya pada hari ini cenderung masih terpantau ramai. Ia mencontohkan, kemacetan di Bekasi yang memanjang sampai 5 km.

"Saya pantau di Bekasi ya, macetnya kurang lebih panjang ekornya sampai 5 km. Tadi saya sudah hubungi Dishub untuk kurangi kemacetan," ujar dia.

Adapun penyebab kemacetan mengular tersebut, tambahnya, lantaran masyarakat sudah mulai banyak yang berburu pernak-pernik keperluan Lebaran. Ia sarankan kepada warga yang hendak keluar malam, untuk bergegas pasca-adzan Maghrib berkumandang.

"Sebenarnya kalau orang enggak mau macet mereka itu gampang, habis Maghrib jalan mereka. Orang-orang kalau Maghrib cenderungnya enggak keluar. Kalau mau jalan, jalannya kosong itu. Pola pergerakannya seperti itu," kata dia.

 


Pemudik Lebih Senang Lintasi Jalanan pada Malam Hari

Foto aerial suasana kepadatan kendaraan yang menuju Gerbang Tol Cikarang Utama di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (10/6) dini hari. Pada H-5 Lebaran arus mudik di ruas Tol Jakarta-Cikampek mulai mengalami kepadatan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) prediksi pemudik lebih senang melintasi jalanan pada saat malam hari.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menyebutkan, Kementerian Perhubungan sebelumnya memprediksi bakal ada dua gelombang besar arus mudik. Pertama diperkirakan terjadi pada Jumat malam 8 Juni 2018.

"Tapi enggak terjadi tuh (kemacetan mudik Jumat malam), landai. Baru terjadi kemarin (Sabtu) malam sampai pagi. Ekornya dari Cikampek sampai ke deket Cawang, panjang sekali," ujar dia di Posko Angkutan Lebaran Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu 10 Juni 2018.

Mengantisipasi terjadi lonjakan kepadatan lagi, ia menyampaikan, Kementerian Perhubungan beserta tim akan turun langsung memantau lapangan pada Minggu malam ini.

"Kelihatannya mereka (pemudik) senang jalan malam. Soalnya ini bulan puasa, jadi banyak yang jalan habis Tarawih," kata dia.

Namun begitu, Bambang menyatakan, kendala gelap di kala malam ikut menjadi hambatan tersendiri dalam menerapkan sistem manajemen rekayasa seperti contra flow untuk mengurai kemacetan di dalam tol.

"Contohnya, kita tidak bisa melakukan contra flow karena berbahaya. Kecuali terpepet dan enggak ada jalan lain, baru kita terapkan contra flow. Kalau bisa ada alternatif lain, kita mainkan alternatif lain itu," tutur dia.

"Tapi kalau siang justru kita tidak khawatir, kita berani jadi cepet cair (kepadatan volume kendaraannya). Kalau kemarin malam kita enggak contra flow, terpaksa penyempitan-penyempitan kita buang ke luar tol, nanti baru pada masuk lagi ke dalam tol," Bambang menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya