PSI: Infrastruktur Jalan Bakal Jadi Jurkam Jokowi di Mudik 2018

Rizal optimistis, sebagian dari pemudik yang tidak suka dengan Jokowi akan berubah pikiran setelah menikmati mulusnya jalan tol dan sarana infrastruktur terbaru.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 11 Jun 2018, 08:51 WIB
Presiden Joko Widodo memantau pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru, Sumatra Barat, Jumat , (9/2). Jalan tol ini diperkirakan akan memberi dampak positif terhadap perekonomian Sumatra Barat dan sekitarnya. (Liputan6.com/Pool/Biro Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rizal Calvary Marimbo meyakini kemacetan pada mudik lebaran 2018 diprediksi tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Ini karena pemerintah Jokowi mempercepat pembangunan infrastruktur jalan sebelum memasuki bulan Ramadan.

Baiknya kondisi infrastruktur jalan ini menurut PSI dapat menjadi modal bagi Jokowi untuk meyakinkan warga bahwa pembangunan di era pemerintah saat ini berjalan dengan baik.

"Infrastruktur tidak pandai beretorika atau mengolah kata. Untuk meyakinkan publik, infrastruktur hanya pasif tapi efektif meyakinkan publik. Dia semacam unmoving mover kausa prima. Tidak bergerak tapi mampu menggerakan orang untuk memilih Jokowi kembali di 2019,” ucap Rizal dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Senin (11/6/2018).

Rizal optimistis, sebagian dari pemudik diperkotaan yang tidak suka dengan Jokowi akan berubah pikiran setelah menikmati mulusnya jalan tol dan sarana infrastruktur terbaru.

"Jokowi menawarkan experience campaign atau pengalaman, sedangkan oposisi menawarkan retorika dan fake news campaign. Ini yang akan membuat posisi Jokowi semakin kuat dimata publik. Di satu sisi kita tidak punya oposisi yang berkualitas," ucap dia.

Rizal mengatakan, infrastruktur mudik tersebut berupa jalan tol, pelabuhan, bandara, terminal, stasiun kereta, jalan umum yang semakin maju dan modern yang dibangun pemerintahan Jokowi-JK selama ini.

"Digabung semua Presiden sebelumnya, Jokowi membangun infrastruktur terpanjang, terbanyak, termasif sepanjang sejarah republik ini walau baru empat tahunan. Mana ada negara yang makmur karena mengabaikan infrastruktur?" ucap dia.

Berdasarkan data yang dia peroleh, Jokowi-JK telah membangun jalan baru sepanjang 2.623 kilometer (km). Pada 2015, terdapat 1.286 km jalan yang baru dibangun. Setahun kemudian, pemerintah membangun 559 km jalan.

Dan 2017 telah dibangun 778 km jalan baru. Sehingga total jalan baru yang telah dibangun sepanjang 2.623 km. Tahun 2018, pemerintah menargetkan sepanjang 1.071 km jalan baru dan 1.120 km pada 2019 akan dibangun. Dengan demikian, diharapkan total pembangunan jalan baru di era Jokowi-JK mencapai 4.814 km.

 

 


Daya Saing Menguat

Pekerja melintasi ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi 1 di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (4/6). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan proyek pembangunan Tol Bocimi seksi 1 dapat beroperasi pada Juli 2018. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Selain jalan umum, telah terbangun pula jalan tol yang mencapai 568 km yang terbagi atas sepanjang 132 km pada 2015, 44 km pada 2016, dan sisanya akan dibangun 392 km pada tahun ini. Jokowi bahkan menargetkan pembangunan jalan tol hingga 2019 mendatang mencapai 1.851 km.

Pemerintah sudah membangun sepanjang 25.149 meter jembatan, hampir menyamai panjangnya Jembatan Selat Sunda--yang batal dibangun. Hingga 2019, pemerintah menargetkan pembangunan jembatan sepanjang 29.859 meter.

PSI optimistis, daya saing infrastruktur Indonesia akan semakin menguat ke depan di era pemerintahan Jokowi.

Sebelumnya, peringkat daya saing infrastruktur Indonesia melonjak untuk periode 2017-2018 sebagai dampak dari masifnya pembangunan infrastruktur.

"Kalau, pada periode 2015-2016 Indonesia berada di posisi 62. Jadi, pada periode 2017-2018 naik 10 peringkat ke posisi 52. Ini jadi modal besar untuk mengerek daya saing industri kita ke depan," papar Rizal.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya