Tanah Abang Penuh Sesak, Sandiaga: Alhamdulillah Banyak yang Datang

Jelang Lebaran, kawasan Pasar Tanah Abang makin sesak dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dan pengunjung.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 11 Jun 2018, 14:08 WIB
Cawagub DKI Jakarta, Sandiaga S Uno (kanan) berjalan menyusuri lorong pasar busana Blok A dan B Tanah Abang, Jakarta, Senin (26/12). Dihadapan para pedagang, Sandi mensosialisasikan beberapa program andalannya. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Lebaran, kawasan Pasar Tanah Abang makin sesak dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dan pengunjung. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku bersyukur dengan makin ramainya Tanah Abang ini.

"Alhamdulillah banyak yang datang ke sana, semakin banyak berkahnya. Saya dapat laporan dari pedagang Tanah Abang, omset mereka melonjak," kata Sandiaga Uno di Pasar Senen, Senin (11/6/2018).

Dia menilai kesemrawutan yang saat ini terjadi wajar. Sebab, ada kekurangan lahan bagi pedagang.

"Kesemerawutan ini tentunya diakibatkan kurangnya lahan usaha di Tanah Abang," ucap Sandiaga Uno.

Untuk mengurai kemacetan itu, Pemprov DKI akan membangun skybridge yang menghubungkan Stasiun Tanah dengan Pasar Tanah Abang. Jembatan itu akan dibangun usai Lebaran dan memakan waktu 2,5 bulan.

"Kita akan lakukan pembangunan skybridge setelah bulan suci Ramadan ini. Desainnya kemarin sudah kita setujui, dan sudah masuk tahap pelelangan. Di Blok G juga kita akan revitalisasi mulai Agustus," kata Sandiaga Uno.


Ramadan Bukan Alasan

Suasana kepadatan pusat perbelanjaan Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Minggu (10/6). H-5 mendekati Lebaran, PASAR Tanah Abang semakin dipadati pengunjung sehingga lalu lintas kawasan tersebut semakin parah. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengkritik Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. Kritikan ini dilancarkan terkait dengan kondisi Tanah Abang semakin semrawut.

"Bulan suci Ramadan jangan jadi alasan penyebab kesemrawutan Tanah Abang," kata Gembong saat dihubungi, Jakarta, Minggu (3/6/2018).

Menurut dia, persoalan di Tanah Abang disebabkan oleh penataan pedagang dan lalu lintas yang tidak tepat. Bukan karena adanya lonjakan perekonomian saat bulan puasa.

"Ini kan persoalan penataan. Ketika tidak ditata maka akan makin liar secara otomatis. Jangan bulan puasa jadi alasan ada gula ada semut," kata Gembong.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya