Wakapolri Sebut Arus Mudik di Stasiun Gambir Paling Tertib

Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, bersama dengan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Purwadi jelang H-4 Idul Fitri 1439 Hijriah.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 11 Jun 2018, 18:24 WIB
Wakapolri Komjen Syafruddin. (Merdeka.com/Nur Habibie)

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan arus mudik 2018 lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, bersama dengan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Purwadi jelang H-4 Idul Fitri 1439 Hijriah.

"Saya rasa (lonjakannya) itu besok, atau paling tidak Rabu kalau kita Lebarannya Jumat. Lonjakannya besok. Sampai sekarang ini kita monitor cukup bagus karena jalan-jalan tolnya juga sudah sampai Semarang dan akses keluar juga sudah. Walaupun masih ada 100 km itu jalan fungsional tapi sudah bisa dimanfaatkan jadi bisa mengurai semua arus," kata Syafruddin di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (11/6/2018).

Sementara terkait arus mudik di Stasiun Gambir, dia menyatakan pelaksanaan di sini paling tertib. Meskipun, kenaikan jumlah penumpang di stasiun ini mencapai tiga lipat dibandingkan hari-hari biasa.

"Ini cukup tertib saya sudah cek ini. Gambir saya rasa paling tertib. Tadi dijelaskan kalau hari-hari biasa itu 7 ribu, weekend-nya 7 ribu. Tapi ini (mudik) lonjakan 20 ribu jadi tiga kali lipat aja. Tapi semua fasilitas bisa tampung," ujar Wakapolri.

Terkait soal pengamanan arus mudik Lebaran 2018, pihaknya telah menyediakan sebanyak 300 ribu personel di seluruh Indonesia. Mayoritas personel ditugaskan untuk pengamanan. Ini untuk mengantisipasi adanya teror ledakan bom seperti beberapa waktu lalu.

"Ada pengamanan khusus lah tertutup oleh tim khusus, ada pengamanan khusus. Masyarakat enggak usah khawatir pokoknya diamankan," kata Wakapolri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Imbauan

Banyak masyarakat yang melakukan mudik lebaran, Syafruddin pun menghimbau kepada para pemudik agar lebih hati-hati dalam meninggalkan rumahnya. Hal itu agar tak terjadi hal yang tak diinginkan seperti adanya kebakaran atau kemalingan.

"Gas-gas dirapikan apa semua. Digembok dititpkan ke RT, RW, Satpam dan sebagainya. Untuk menjaga kemanannya supaya rumah yang ditinggalakan kembali lagi aman," tandas Syafruddin.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya