Liputan6.com, Singapura - Berbicara kepada wartawan setelah jabat tangan pertama mereka, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan optimisme bahwa KTT akan sukses.
Hal dikatakan Donald Trump, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (12/6/2018). Presiden menyatakan harapan bahwa pertemuan bersejarah akan "sangat berhasil". Duduk di sebelah pemimpin Korea Utara, Trump berkata, "Kami akan memiliki hubungan yang hebat di depan."
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Kim Jong-un mengatakan ada sejumlah "hambatan" untuk pertemuan yang berlangsung di Singapura hari ini. "Kami mengatasi semuanya dan kami berada di sini hari ini," katanya kepada wartawan melalui seorang penerjemah.
Pertemuan bersejarah antara Donald Trump dan Kim Jong-un berlangsung hari ini di Hotel Capella di Pulau Sentosa.
Simak video pilihan berikut:
Pertemuan Dengan Budget Dana Rp 278 Miliar
Sebelumnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut biaya penyelenggaraan pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un mencapai sekitar USD 20 juta, atau setara Rp 278 miliar.
Biaya sebesar itu, menurut PM Lee, merupakan kontribusi Singapura untuk upaya menegakkan cita-cita perdamaian internasional yang "sangat serius".
Dikutip dari The Straits Times, Senin 11 Juni 2018, sekitar setengah dari anggaran tersebut digunakan untuk biaya keamanan selama Trump dan Kim Jong-un berada di Singapura.
PM Lee berpendapat bahwa pertemuan bersejarah antara kedua negara memiliki potensi untuk menempatkan perdamaian dalam tingkatan baru di Semenanjung Korea.
"Dari sudut pandang kami, pertemuan itu menetapkan perkembangan isu damai di tahapan baru - yang akan memicu kondusifnya keamanan dan stabilitas kawasan (Semenanjung Korea)," ujar PM Lee.
Pemimpin Singapura itu berbicara di hadapan jurnalis di sela-sela kunjungan ke pusat media internasional di F1 Pit Building.
Ditambahkan oleh PM Lee, bahwa KTT adalah operasi yang sangat besar, karena (antara lain) skala jumlah jurnalis yang datang meliput dan tingkat keamanan yang diperlukan, sangat besar.
"Para perwira telah melakukan pekerjaan yang baik dalam keadaan sangat tertekan," katanya, menunjuk pada pemberitahuan singkat yang diberikan untuk mempersiapkan keamanan KTT.
"Tidak mudah untuk menemukan lokasi yang cocok untuk menjadi tuan rumah pertemuan seperti itu, karena kedua belah pihak harus menyetujui tempat yang memenuhi persyaratan mereka, dan secara politik dan diplomatik dapat diterima satu sama lain," lanjut PM Lee.
"Karena itu, ketika kedua belah pihak meminta kami untuk menjadi tuan rumah pertemuan, kami tidak bisa mengatakan tidak," kata PM Lee.
Advertisement