Liputan6.com, Singapura - Selasa 12 Juni 2018 menjadi momentum pertemuan dua pemimpin yang sebelumnya dikenal tak rukun, Donald Trump dan Kim Jong-un.
Trump yang berusia 71 tahun, berlatar belakang miliarder, dan dipilih secara demokratis sebagai pemimpin negara besar yang adikuasa bertemu Kim Jong-un, pemimpin muda yang mewarisi kekuasaan dari ayah dan kakeknya, serta menerapkan kediktatoran yang menindas rakyatnya.
Advertisement
Meski tak imbang di atas kertas, di Singapura, Kim Jong-un diperlakukan setara dengan Donald Trump.
Saat bertemu untuk kali pertamanya, keduanya saling mengulurkan tangan. Sinyal-sinyal permusuhan dan kecurigaan masih terlihat, meski samar.
Keduanya saling menahan diri untuk tak tersenyum berlebihan. Donald Trump mengucap beberapa kata, sementara Kim Jong-un mendengarkan. Tak jelas apakah pemimpin muda Korut itu memahami ucapan lawan bicaranya.
Sentuhan Donald Trump ke lengan Kim Jong-un memberikan sedikit kehangatan di tengah pertemuan yang dipantau dunia itu.
Namun, baik Donald Trump dan Kim Jong-un berdiri tegak dalam sesi foto resmi. Senyuman yang sempat tersungging di bibir mereka lenyap. Ekspresi keduanya serius.
Seperti dikutip dari situs ABC Australia, Selasa (12/6/2018), sikap serius itu seakan keduanya menyadari bahwa mereka duduk bersama atas dasar rasa takut bahwa pihak lawan bisa mengirimkan rudal dengan hulu ledak nuklir.
Beberapa kali Kim Jong-un sesumbar akan mengirim rudal ke daratan utama AS. Pulau Guam, teritori Amerika Serikat di Pasifik juga pernah jadi target uji coba misil Pyongyang.
Beberapa saat kemudian, senyuman kembali muncul ketika kedua pemimpin yang dulunya musuh bebuyutan itu saling mengobrol dengan bantuan penerjemah.
Ketika mereka pindah ke ruang pertemuan, Kim terlihat tegang. Ia duduk dengan posisi tubuh condong ke depan.
Kepada Donald Trump, ia mengatakan, kedua pemimpin telah mengatasi banyak rintangan untuk bertemu di Singapura.
"Tak mudah untuk datang ke sini. Saya juga berharap pertemuan ini akan sukses," kata dia.
Trump kemudian bicara tentang hubungan keduanya yang luar biasa. "Kita akan memiliki hubungan yang luar biasa," ujar suami Melania Trump itu.
Dan bahwa tak ada yang luar biasa baginya.
Pada saat pasangan itu muncul lagi, sekitar 30 menit kemudian, mereka tampak lebih akrab dan santai, meski bahasa tubuh mereka tidak terlalu hangat.
Donald Trump dan Kim Jong-un kembali berjabat tangan saat memulai makan siang bersama para pejabat kedua negara.
"Kita akan menyelesaikannya bersama," kata Donald Trump kepada Kim Jong-un yang jauh lebih muda dari usianya. Ia merujuk pada pada kerja sama antara kedua negara.
Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un menandai perbaikan hubungan dua negara. Di satu sisi, ini adalah prestasi bagi Kim Jong-un -- yang tak bisa diraih ayahnya, Kim Jong-il dan sang kakek, Kim Il-sung.
AS tidak mengakui Republik Rakyat Demokratik Korea dan tak menjalin hubungan diplomatik dengan Pyonyang.
Sementara, Dinasti Kim sudah lama menganggap AS sebagai musuh bebuyutan -- sebagai musuh bersama dan ancaman yang laten untuk menegakkan legitimasi rezim di mata rakyatnya.
Saling Ingin Mendominasi?
Sementara itu, Managing Director Singapore-headquartered Influence Solutions, Karen Leong, mengatakan 60 detik pertama menunjukkan kedua pemimpin berusaha untuk mendominasi pertemuan.
"Jabat tangan mereka terlihat sangat erat," kata Leong seperti dikutip dari Asia One, Selasa (12/5/2018).
"Trump sepertinya sangat sadar akan hal ini, bahwa dia harus lebih unggul dan terlihat bahwa dia adalah pemimpinnya."
Leong memaparkan, Trump mendominasi sebagian besar pembicaraan. Sementara Kim Jong-un tampak mendengarkan dengan penuh perhatian, meski sempat menengok ke arah lawan bicaranya tiga kali selama berjalan menuju ruang pertemuan mereka.
Kim juga sempat tertangkap kamera saat menepuk lengan presiden AS, dalam upaya menunjukkan kendali atas pertemuan itu.
Presiden AS, yang dua kali lipat dari usia Kim, kemudian memimpin jalan ke perpustakaan tempat pertemuan tatap muka itu. Lalu menempatkan tangannya di punggung rekan pemimpin Korea Utara.
Namun, Leong mengatakan keduanya terlihat sulit menyembunyikan rasa gugup setelah mereka duduk. Trump terlihat menampilkan senyum yang kaku dan gelisah yang ditunjukkan dengan memainkan jari-jarinya, sementara Kim Jong-un mengekspresikan perasaan serupa dengan bersandar dan menatap lantai.
Menjelang pertemuan, Trump mengatakan dia akan bisa menguasai pertemuan untuk membuat Korea Utara serius untuk berdamai dan melakukan denuklirisasi.
Advertisement