Usai Bertemu Kim Jong-un, Donald Trump Pulang ke AS Lebih Cepat dari Jadwal

Secara resmi, Trump akan meninggalkan tempat pertemuan pada pukul 18.30 waktu setempat. Sementara pesawat yang akan membawanya pulang berangkat pada pukul 19.00.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Jun 2018, 14:14 WIB
Suasana saat Presiden AS Donald Trump (kiri) dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan di taman Hotel Capella, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6). Trump dan Kim optimis bahwa KTT akan sukses. (Anthony Wallace/Pool/AFP)

Liputan6.com, Singapura - Usai melakukan pertemuan bersejarah bersama pimpinan Korea Utara Kim Jong-un, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan akan pulang ke negaranya lebih cepat dari jadwal yang semula ditentukan.

Dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (12/6/2018), sebelumnya Trump disebut-sebut akan tinggal lebih lama di Singapura. Namun, seorang pejabat AS mengatakan bahwa rencana itu diubah.

Secara resmi, Trump akan meninggalkan tempat pertemuan pada pukul 18.30 waktu setempat. Sementara pesawat yang akan membawanya pulang berangkat pada pukul 19.00.

Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump berlangsung cepat: 13 detik bersalaman, 35 menit pembicaraan empat mata, pertemuan delegasi yang tak sampai satu jam, dan dilanjutkan makan siang bersama. Total selama 5 jam mereka berada di Pulau Sentosa.

Dokumen kesepakatan juga ditandatangani kedua pemimpin. "Kami menandatangani dokumen yang sangat penting, dokumen yang cukup komprehensif," kata Donald Trump, yang mengaku terhormat menandatanganinya.

Dokumen tersebut adalah hasil dari KTT Korea Utara-Amerika Serikat yang berlangsung pada Selasa, 12 Juni 2018 di Singapura.

Dokumen kesepakatan itu ditandatangani kedua pemimpin sekitar pukul 13.35 siang waktu setempat, dua jam usai mereka beserta delegasi kedua negara melaksanakan dialog puncak di Hotel Capella, Pulau Sentosa.

Sementara, Kim Jong-un mengatakan bahwa pertemuan bersejarah kali ini mengawali babak baru hubungan dua negara yang sebelumnya saling bermusuhan -- dengan meninggalkan masa lalu yang kelam.

"Dokumen ini akan menjadi dokumen yang penting dan bersejarah, di mana dunia akan melihat perubahan besar. Saya sangat menghargai Presiden Trump yang membuat ini semua bisa terjadi," kata dia.

Kemudian keduanya tampak menandatangani dokumen tersebut.

Setelah penandatanganan itu, Trump mengatakan sangat bangga dengan hubungan AS-Korea Utara saat ini. "Saya sangat bangga atas hubungan AS - Korea Utara di Semenanjung Korea. Meski banyak situasi yang terjadi di masa lalu," kata dia.

"Kita (kini) memiliki ikatan yang spesial, semua orang akan terkesan dan bahagia. Kita juga akan menyelesaikan masalah yang mengganggu dunia," tambah presiden ke-47 AS tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Reaksi Presiden Korea Selatan

Pemimpin Korut Kim Jong-un menyambut kedatangan Presiden Korsel Moon Jae-in di Panmunjom Korea Utara (26/5). Pembicaraan berlangsung selama dua jam di desa perbatasan Panmunjom. (South Korea Presidential Blue House/Yonhap via AP)

Menurut laporan yang dirilis oleh kantor berita resmi Korea Selatan, Yonhap, Presiden Moon Jae-in tidak henti tersenyum ketika menyaksikan perkembangan hasil pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un yang berlangsung di Hotel Capella di Pulau Sentosa, hari ini.

Dikutip dari CNN, Presiden Moon menyaksikan jalannya KTT bersejarah itu dari ruang kabinet pemerintahannya di Seoul.

Dalam sebuah foto, tampak Presiden Moon menyunggingkan senyum ketika kamera televisi menyorot momen Kim Jong-un berjabat tangan dengan Donald Trump.

Sebelumnya, Presiden Moon mengatakan bahwa sepanjang malam menjelang digelarnya pertemuan bersejarah itu, dirinya kesulitan tidur.

Ia mengaku sulit tidur karena terus memikirkan berbagai kemungkinan tentang hasil KTT terkait.

Presiden Moon berharap pertemuan antara Donald Trumo dan Kim Jong-un berlangsung sukses, sehingga membuka peluang perdamaian baru, tidak hanya di Semenanjung Korea, melainkan juga dunia.

Sedikit kilas balik, Moon Jae-in dan Kim Jong-un telah melakukan pertemuan bersejarah pada April lalu, yang berujung pada penandatangan Deklarasi Panmunjon.

Salah satu isi utamanya adalah mengakhiri perang di Semenanjung Korea, yang berlangsung sejak 1953.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya