Liputan6.com, Medan - Indo Barometer merilis hasir survei Pilkada Sumatera Utara 2018. Hasilnya, dari dua kali debat Pilkada Sumut yang digelar, ternyata sangat minim penonton.
"KPU (Sumut) telah gagal dalam menyosialisasikannya dengan baik. Padahal metode yang bagus untuk mengetahui program calon itu ya dengan debat, bukan dengan baliho," ujar peneliti Indo Barometer Muhammad Qodari di Hotel Santika, Medan, Selasa (12/6/2018).
Advertisement
Berdasarkan survei Indo Barometer, lanjut dia, debat kandidat pertama Pilkada Sumut hanya ditonton 4,3 persen responden.
"Sebanyak 93 persen responden mengaku tidak menonton, sedangkan yang tidak menjawab 2,4 persen," ucapnya.
Menurut Qodari, kondisinya lebih parah pada debat kedua. Angka responden yang menonton, kata dia, menurun drastis menjadi 2,1 persen, sementara 95,4 persen tidak menonton, dan 2,5 persen tidak menjawab.
"Berbeda sekali dengan Pilkada DKI (Jakarta) beberapa waktu lalu, penonton debat lebih dari 50 persen. DKI memang yang paling tinggi, daerah lain di bawahnya, tapi Sumut yang paling sedikit," kata Qodari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasil Mengkhawatirkan
Qodari menyebut, data dari survei ini cukup mengkhawatirkan. Menurutnya, jika program yang ditawarkan kandidat tidak sampai ke calon pemilih, tidak tertutup kemungkinan angka golput tetap tinggi di Sumut. Pada Pilkada Sumut 2013 lalu, partisipasi warga hanya 47 persen.
"Saya usul dibuat nonton bareng pada debat kandidat selanjutnya, seperti dilakukan di Jawa Tengah. Bila perlu dibuat jadwalnya agar disesuaikan dengan siaran Piala Dunia," jelas Qodari.
Survei ini dilakukan Indo Barometer terhadap 800 responden pada 33 kabupaten/kota di Sumut.
Margin error kurang lebih 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan pada 26 Mei-2 Juni 2018. Teknik yang digunakan yakni dengan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner.
Reporter : Yan Muhardiansyah
Sumber : Merdeka.com
Advertisement