Liputan6.com, Jakarta Seorang pakar di bidang gizi olahraga dan kebugaran, Mochammad Rizal, mengingatkan, supaya para pelaku diet lebih bersahabat dan tidak memusuhi sajian khas Lebaran, hanya gara-gara takut makanan seperti opor, rendang, maupun kuah bersantan bisa merusak yang sudah dikerjakan selama ini.
Menurut Rizal, berat badan tidak akan melonjak naik jika pola makan Anda agak sedikit 'berantakan' selama dua hari.
"Lebaran adalah momen dua kali dalam setahun. Hal ini tidak akan secara tiba-tiba dapat merusak program diet yang telah dilakukan selama setahun," kata Rizal saat dihubungi Health Liputan6.com pada Kamis, 14 Juni 2018.
Baca Juga
Advertisement
Bersahabat dengan Makanan Lebaran
Pria berkacamata yang mengemban tanggung jawab sebagai tim gizi olahraga untuk KONI Jawa Timur dari Januari 2018 sampai sekarang, mengimbau, agar kita lebih bersahabat dengan makanan, bukan malah memusuhinya.
Terpenting, kita tidak kalap dan sadar bahwa yang sedang dilakukan itu adalah benar-benar lapar, bukan lapar mata.
Advertisement
Batasan Konsumsi Lemak Sehari-hari di Luar Lebaran
Pada dasarnya, batas konsumsi gula per hari buat tubuh kita adalah 50 gram atau setara lima sendok makan, garam 5 gram per hari (satu sendok teh), dan lemak 67 gram per hari (lima sendok makan).
Apabila selama 360 hari di luar dari Lebaran kita benar-benar menjaga asupan makan sehari-hari dengan memerhatikan batasan yang dibutuhkan tubuh kita, rasa-rasanya tidak perlu ada yang ditakutkan, bukan?
"Kalau makan kita sudah 'benar' dan tidak sedang mempunyai masalah kesehatan yang memang membutuhkan diet tertentu, maka makan 'agak bebas' satu sampai dua hari saat Lebaran, bukan merupakan hal yang perlu dikhawatirkan," kata Rizal.
Rizal, menjelaskan bahwa kita menjadi gemuk bukan karena makan opor satu porsi selama satu sampai dua hari Lebaran, melainkan akumulasi kelebihan kalori selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan.