Liputan6.com, Jakarta - Atma satu dari belasan pengrajin ketupat yang berjualan di trotoar Palmerah Barat, Jakarta Barat merasakan keberkahan lebaran. Ia kebanjiran order hingga kerepotan meladeni pelanggan.
Dia mengutarakan, sejak H-5 hingga H-1 menjelang lebaran, sebanyak 5 ribu ketupat ludes diborong pembeli.
Advertisement
Saat ditemui di lapak dagangnya, kedua tangan Atma tak henti-henti memegang janur-janur berwarna kuning-kehijauan. Jari-jarinya begitu lincah meliuk-liuk di antara daun janur. Tak berapa lama, satu buah ketupat pun terbentuk dari daun janur itu. Dalam sehari, setidaknya 300 buah janur dirangkainya menjadi ketupat.
Atma mengaku melakukan itu karena pasokan ketupat yang dipasok beberapa hari sebelumnya sudah habis. Untungnya, ketiga anak sangat pengertian. Terkadang jika sedang banjir pesanan ketiga anaknya membantu menyelesaikan pesanan itu.
"Saya kemarin pasok dari Kampung (Serang Banten) 2 ribu ketupat waktu H-2 sudah habis. Jadi sekarang terpaksa menganyam sendiri. Soalnya kalau pesen lagi rata-rata jelek (sudah menghitam)," ungkap dia.
Saat ini, satu renteng ketupat buatannya dihargai Rp 15 ribu. Satu renteng berisi 6 ketupat. Harga itu disebut lebih mahal dari hari-hari sebelumnya. Mengingat jumlah pasokan lebih sedikit. Sementara permintaan terus melonjak jelang lebaran ini.
"Kemarin-kemarin Rp 5 ribu. Sekarang sudah Rp 15 ribu. Yang bikin mahal ya pembeli sendiri. Saya tawarkan harga segitu mau ya sudah," ucap dia.
"Lagian sekarang jumlah ketupat memang sedikit. Pedagang ketupat juga banyak yang pulang kampung. Jadi mau nggak mau harga naik," dia menandaskan.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: