Liputan6.com, Mexico City - Sebuah pepatah yang berbunyi "lambat namun mantap akan memenangkan perlombaan", tampaknya berlaku untuk penyu kecil asal wilayah barat Meksiko, di mana dinyatakan sebagai spesies baru.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (14/6/2018), butuh waktu lebih dari 20 tahun bagi penyu endemik di kota Puerto Vallarta di pesisir Pasifik itu, diteliti dan disahkan sebagai spesies baru yang kian memperkaya keragaman hayati di Meksiko.
Baru pada Mei lalu, para ahli zoologi memastikan penyu kecil itu adalah benar-benar spesies baru di dunia. Mereka memberinya naman latin Kinosternon vogti, yang diambil dari nama seorang herpetolog --ahli binatang melata dan amfibi-- asal Amerika Serikat, Richard Vogt.
Menurut sejarah, Richard Vogt diketahui telah mempelajari tentang beragam spesies penyu di Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah selama lebih dari empat dasawarsa.
Baca Juga
Advertisement
Namun, di balik sambutan hangat terhadap penetapan penyu itu sebagai spesies baru, peneliti menyebut populasinya justru terancam punah.
"Penyu itu hanya ditemukan di sungai di sekitar Puerto Vallarta," kata Fabio German Cupul, seorang peneliti dari University of Guadalajara.
Dengan ukuran panjang hanya 10 sentimeter, penyu kecil itu muat diletakkan di atas telapak tangan.
"Bentuk penyu itu lebih melebar daripada tingginya, tidak seperti spesies penyu lainnya," kata Cupul kepada kantor berita AFP.
Simak video pilihan berikut:
Hanya Ditemukan Empat Ekor
Sementara itu, mennurut peneliti, hanya empat ekor penyu terkait yang telah didokumentasikan sejauh ini, yakni tiga ekor pejantan, dan seekor betina.
Lima ekor penyu lainnya ditemukan mati, dan segera dibawa ke University of Guadalajara, untuk segera dijadikan obyek penelitian.
Adapun sepasang penyu jantan dan betina telah dibawa ke pusat reproduksi dengan harapan dapat dikembang-biakan secar alami. Sedangkan sisa dua pejantan lainnya dibawa ke Taman Margasatwa Puerto Vallarta, untuk diletakkan di area konservasi buatan.
Laporan tentang penemuan spesies baru penyu kecil ini dimuat di jurnal Chelonian, sebuah majalah akademik yang mengkhhususkan diri pada koservasi biota darat dan air.
Advertisement