Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia mampu menguat pada pembukaan perdagangan Jumat pekan ini. Kenaikan ini mengikuti yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Bank Sentral Eropa pada Kamis memberikan sinyal akan menghentikan program pembelian obligasi sehingga mendorong gerak pasar uang.
Mengutip CNBC, Jumat (15/6/2018), Indeks Nikkei naik 0,58 persen memangkas penurunan 200 poin yang telah dibukukan pada perdagangan kemarin. Sebagian besar sektor mencatatkan keuntungan. Penguatan terbesar didorong oleh saham-saham di sektor farmasi.
Baca Juga
Advertisement
Di Korea Selatan, Indeks Kospi menguat 0,15 persen setelah aksi jual yang terjadi pada perdagangan sebelumnya. Saham-saham manufaktor menjadi pendorong penguatan.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 bertambah 0,74 persen. Semua sektor berada di zona hijau. Pasar saham di Indonesia, Malaysia dan Singapura ditutup pada hari Jumat ini karena libur nasional memperingati Hari Raya Idul Fitri.
Bank Sentral Eropa pada Kamis mengindikasikan rencana untuk mengurangi program pelonggaran kuantitatifnya. Mereka mengatakan bahwa jika data yang masuk sesuai maka program pembelian obligasi bulanan akan diperpanjang hingga kuartal terakhir tahun ini, meskipun pada kecepatan yang lebih rendah.
Bank Sentral Eropa mengatakan saat ini 30 miliar euro dana untuk pembelian bulanan akan dibagi dua menjadi 15 miliar euro dalam tiga bulan terakhir tahun ini. Selain itu, bank sentral mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi sebelum musim panas 2019.
Penutupan Wall Street
Wall Street menguat dengan indeks acuan S&P 500 naik dan Nasdaq mencapai rekor penutupan pertinggi pada perdagangan Kamis usai Bank Sentral Eropa mengatakan akan menghindari kenaikan suku bunga hingga pertengahan 2019. Selain itu, data ekonomi AS yang positif juga menjadi pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS).
S&P 500 naik 6,86 poin atau 0,25 persen menjadi 2.782,49 dan Nasdaq Composite bertambah 65,34 poin atau 0,85 persen menjadi 7.761,04.
Bank Sentral Eropa mengumumkan akan mengakhiri program pembelian obligasi pada akhir tahun ini tetapi tetap mengisyaratkan belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
"Pelaku pasar melihat pengetatan kebijakan moneter di Eropa kemungkinan besar sulit untuk berlaku dalam waktu dekat ini," jelas senior vice president Wedbush Securities, San Francisco, Stephen Massocca.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement