Lakukan Ini agar Tak Kalap Makan Hidangan Lebaran

Aneka makanan enak dengan minuman nikmat biasa hadir saat Lebaran. Namun, jika tidak bisa menahan diri untuk membatasi asupan makanan, ada risiko kesehatan dibaliknya.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Jun 2018, 14:00 WIB
Ini tips agar tidak kalap makan saat Lebaran (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pelajaran yang bisa dipetik selama puasa Ramadan adalah mampu menahan diri. Di hari Lebaran, saatnya mempraktikkan untuk menahan diri alias membatasi makan dan minum.

"Puasa seharusnya melatih kita untuk mindful, sadar penuh, seperti saat kita berdoa kan kita sadar penuh (kalau) kita membaca doa itu untuk Tuhan. Ketika kita makan, itu juga sadar," kata dokter spesialis gizi klinik, Tirta Prawita Sari saat dihubungi Health Liputan6.com ditulis Jumat (15/6/2018).

Menurut Tirta, sebagian besar masyarakat tidak sadar saat makan sembari berkumpul bersama dengan orang-orang tercinta saat Lebaran. Bisa dilihat dari cara kita mengonsumsi hidangan sambil bicara dengan orang lain.

"Bukti kita tidak sadar saat sedang makan, adalah ketika kita makan sambil ngobrol sama orang-orang, di depan ada kue kering kita makan, kita tidak sadar," ujar Tirta menjelaskan.

Menurut dokter yang juga bergabung di Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi itu, Anda harus menghindari itu dengan cara mengambil makanan dalam jumlah sedikit.

"Jadi ketika kita harus melakukan itu, saran saya, ambil satu buah piring kecil, kemudian apapun yang kita inginkan ambil dalam jumlah yang kecil-kecil. Jadi jangan dalam jumlah besar," kata Tirta.

"Kenikmatan dari berkuliner kan di awalnya saja kan," tambahnya.

Apabila makanan tersebut sudah habis, Tirta menyarankan Anda untuk berhenti makan. Setelah itu, minumlah air putih yang banyak. Sehingga muncul perasaan kenyang. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Makan dengan kesadaran

Ini tips agar tidak kalap makan saat Lebaran (Ilustrasi: iStockphoto)

Hal tersebut juga berlaku ketika Anda mengonsumsi makanan besar seperti rendang dan juga opor ayam.

"Yang jadi masalah adalah lemak jenuh yang dipanasi sampai lama sekali. Contohnya rendang. Kalau kelapa sebenarnya baik-baik saja, tapi ketika dia dipanaskan berulang-ulang jadi tidak baik," kata Tirta.

Untuk menghindari munculnya penyakit yang berasal dari lemak jenuh, Tirta menyarankan sebisa mungkin hindari mengonsumsi kuah atau bumbu dan mengambil dagingnya saja. Apabila tidak bisa, ambillah sedikit saja.

"Semuanya boleh diambil, tapi kecil-kecil. Tidak usah sampai kenyang. Ingat lho cukup sama kenyang itu berbeda. Jadi setelah bulan puasa berlalu, kita sudah berhasil melewati masa itu, kita sudah makan dengan mindful, dengan kesadaran," jelas Tirta.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya