Jakarta - Bersama klubnya Liverpool bintang Mesir, Mohamed Salah, jadi fenomena di musim 2017-2018. Ia diyakini banyak pengamat bisa membantu timnas negaranya melangkah jauh di perhelatan akbar Piala Dunia 2018.
Mo Salah jadi top scorer Premier League dengan lesakan 31 gol. Ia juga mengantar Liverpool menembus final Liga Champions, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Real Madrid di laga puncak dengan skor 3-1.
Advertisement
Sang pemain mengalami cedera bahu gara-gara aksi kasar bek El Real, Sergio Ramos, dalam laga final Liga Champions. Sempat dikhawatirkan bakal absen di World Cup Rusia, penyerang kelahiran 15 Juni 1992 kondisinya terus membaik.
Mesir amat berharap Salah bisa kembali merumput saat mereka mengarungi persaingan ketat Piala Dunia. Sihir Salah diyakini bisa membuat Mesir menciptakan banyak kejutan.
Mesir ada di Grup A bareng tuan rumah Rusia, Arab Saudi, dan Uruguay. Mesir bakal bersua Uruguay pada Jumat (15/6/2018).
Menurut striker legendaris Timnas Indonesia, Ricky Yacobi, Mohamed Salah bakal bersinar di Piala Dunia edisi tahun ini. Namun, ia ragu kemilau kebintangan Salah bisa menolong Mesir hingga menjadi juara turnamen.
"Salah tidak didukung tim yang punya materi pemain bagus. Beda misalnya dengan Diego Maradona di Argentina atau Pele di Brasil. Mereka pemain istimewa, tapi saat sukses memenangi Piala Dunia ia mendapat dukungan rekan-rekan setimnya yang punya kemampuan teknik mumpuni," ujar Ricky yang dijumpai Bola.com saat launching sepatu Specs di kawasan Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Selain itu, Salah dinilai Ricky masih terlalu lugu sebagai pemain bintang. "Final Liga Champions menegaskan hal itu. Ia masuk perangkap Ramos, sehingga akhirnya menepi dari pertandingan karena cedera. Sebagai calon bintang besar Salah masih harus banyak belajar. Sepak bola tidak selalu bersih. Pemain harus siap dengan situasi terburuk. Pemain matang pengalaman senang menghadapi pemain sepolos Salah."
Paling banter menurut Ricky Yakobi, hanya bisa mengantar Timnas Mesir lolos ke babak 16 besar.
"Untuk melangkah lebih jauh berat. Saya tidak yakin rekan-rekan setim Salah bisa berkontribusi besar mengangkat permainan tim. Beda situasinya dengan Liverpool, di klub tersebut Salah tidak bekerja sendirian. Semangat juang saja tidak cukup buat Mesir," ujar mantan pesepak bola yang pernah berkiprah di Liga Jepang pada era 1980-an bersama klub Matsushita.