Liputan6.com, New Delhi - Saat ini, India disebut tengah menghadapi krisis air bersih terburuk dalam sejarah, di mana akan berdampak pada sekitar 600 juta orang pada 2020 mendatang.
Laporan tersebut berasal dari hasil penelitian oleh Niti Aayog -- sebuah lembaga think-tank setempat-- terhadap rasio dan pasokan konsumsi air bersih di 24 dari total 29 negara bagian di India.
Dikutip dari BBC pada Jumat (15/6/2018), hasil studi tersebut juga mengingatkan bahwa 21 kota kemungkinan akan kehabisan cadangan air tanah, kurang dari satu dekade ke depan.
Kemungkinan dampak terburuk lainnya adalah memengaruhi keamanan pasokan 80 persen air untuk pertanian di India, yang berisiko terhadap keamanan pangan nasional negeri berpenduduk sekitar satu miliar jiwa itu.
Baca Juga
Advertisement
Dalam beberapa waktu terakhir, banyak kota di India mengalami sesekali kehabisan pasokan air bersih di musim panas. Hal ini umumnya disebabkan oleh buruknya infrastruktur pendistribusian air leding ke setiap rumah warga.
Tidak hanya di kota, penduduk di pedesaan India juga sangat terpengaruh oleh kurangnya akses terhadap pasokan air bersih. Sebagian besar mereka hanya bisa bergantung pada air tanah karena curah hujan rendah.
Selain itu, penduduk desa juga harus "mengalah" terhadap penggunaan air tanah untuk pengairan, yang kerap memicu dilema antara desakan konsumsi pribadi dan kebutuhan pertanian guna mempertahankan sumber penghasilan.
Laporan itu juga menyebut sekitar 200.000 orang meninggal setiap tahun di India, karena tidak memiliki akses cukup ke pasokan air bersih.
Banyak orang kemudian mengandalkan pasokan air swasta terbatas, yang dibayarkan oleh pemerintah. Hal itu menjadikan antrean berliku-liku di depan mobil tanker air sebagai pemandangan umum di Negeri Hindustan, terutama di kawasan kumuh.
Seiring dengan pertumbuhan kota yang kian pesat, masih mennurut laporan itu, kebutuhan sumber air bersih di India diperkirakan akan meningkat hingga dua kali lipat dari pasokan yang tersedia pada 2030.
Simak video pilihan berikut:
Isyarat Lebih Baik
Sementara itu, kelangkaan air bersih juga disebut akan menyebabkan kerugian sebesar enam persen dalam produk domestik bruto (PDB) India.
Namun, beberapa negara bagian India melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengelola pasokan air bersih mereka.
Negara bagian Gujarat di wilayah pesisir barat bertengger di posisi puncak dalam pengelolaan air bersih terpadu, disusul di belakangnya oleh negara bagian Madhya Pradesh di wilayah tengah, dan Andhra Pradesh di pesisir selatan.
Di saat bersamaan, lima belas dari 24 negara bagian yang diteliti meraih penialian pengelolaan air bersih lebih baik dari sebelumnya, di mana hal itu mengarah pada kesimpulan "ada potensi baik pada manajemen tata kelola air".
Namun, yang masih mengkhawatirkan adalah bahwa negara-negara di peringkat terendah dalam pengelolaan air bersih, seperti misalnya Uttar Pradesh dan Haryana di wilayah utara, adalah rumah bagi hampir separuh penduduk India yang sebagian besar mata pencahariannya bergantung pada sektor pertanian.
Advertisement