Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah didorong kekhawatiran atas perselisihan di sektor perdagangan yang meningkat antara AS dan China. Namun, indeks saham acuan AS ditutup jauh dari posisi terendah.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 84,83 poin atau 0,34 persen ke posisi 25.090,48. Indeks saham S&P 500 turun terbatas 3,07 poin atau 0,11 persen ke posisi 2.779,42. Indeks saham Nasdaq susut 14,66 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.746,38.
Selama sepekan, indeks saham Dow Jones turun 0,9 persen. Indeks saham S&P 500 naik 0,01 persen dan indeks sahm Nasdaq bertambah 1,3 persen.
Baca Juga
Advertisement
Potensi perang dagang antara AS dan China bayangi wall street. Presiden AS Donald Trump mengumumkan awal daftar barang-barang yang akan kena tarif 25 persen, dan efektif pada 6 Juli 2018. Kementerian Perdagangan China menyebut hal tersebut sebagai ancaman terhadap kepentingan ekonomi dan keamanan China.
China pun mengeluarkan daftar impor barang AS yang kena tarif antara lain kedelai, pesawat terbang, mobil dan bahan kimia. Sejak awal Mei, kedua negara telah bernegosiasi tetapi belum mencapai kesepakatan. Ini lantaran AS menekan China untuk mempersempit perdagangan senilai USD 375 miliar.
“Banyak orang mungkin bereaksi berlebihan pada awal perdagangan. Saya pikir perang dagang tidak akan terhindarkan. Saya pikir dia (presiden) melakukan apa yang dilakukan untuk terpilih,” ujar Robert Pavlik, Chief Investment Strategist SlateStone Wealth, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (16/6/2018).
Selanjutnya
Sejumlah perusahaan pun sensitif terhadap kekhawatiran perang dagang. Hal tersebut menekan wall street menjelang akhir pekan. Saham Boeing Inc, yang merupakan eksportir terbesar ke China turun 1,3 persen. Saham Caterpillar Inc melemah dua persen. Sedangkan saham DowDupont Inc susut 0,9 persen.
Sambut akhir pekan ini, perdagangan disebut juga “quadruple witching day”, yang merupakan produk opsi dan kontrak berjangka AS yang masuk kadaluwarsa kuartalan. Hal tersebut meningkatkan volume perdagangan karena investor mengganti posisi kadaluwarsa. Volume perdagangan mencapai titik tertinggi sejak 8 Februari.
Volume perdagangan saham mencapai 9,9 miliar saham di wall street. Angka itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan selama 20 hari terakhir perdagangan sekitar 6,9 miliar saham.
Dari 11 sektor saham di indeks S&P 500, enam sektor saham berada di zona merah. Sektor saham energi tergelincir 2,1 persen usai harga minyak anjlok lebih dari tiga persen menjelang pertemuan OPEC pekan depan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement