Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan angka kecelakaan turun selama arus mudik 2018. Namun ia tidak menyebutkan secara gamblang persentase penurunan tersebut.
"Angka kecelakaan ini turun. Kecelakaan ini awalnya kelelahan. Mau maju enggak bisa, mundur juga bingung, mereka enggak bisa keluar," tutur dia di Jakarta Selatan, Sabtu (16/6/2018).
Darmin menuturkan, libur Lebaran dan cuti bersama yang panjang menjadi salah satu faktor angka kecelakaan menjadi cenderung berkurang pada arus mudik Lebaran 2018. "Dengan situasi yang lebih longgar, jadi Lebaran tahun ini lebih sedikit kecelakannya," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan kecelakaan hingga H-1 Lebaran pada Lebaran kali ini turun hingga 32 persen.
"Kecelakaan ini turun 32 persen tahun ini dibanding tahun lalu. Tahun lalu 1.319 kasus sekarang 899 kasus, turun 32 persen," ujar dia.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan terjadi penurunan pada angka korban jiwa saat arus mudik 2018. Ada sekitar 478 korban jiwa pada 2017, sedangkan pada 2018 korban jiwa sebanyak 193 orang.
"Turun sebanyak 60 persen, ini artinya apa? Arus mudik tahun ini relatif cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata dia.
Arus Balik Diperkirakan 19 dan 20 Juni, Ini Imbauan Menhub
Sebelumnya, puncak arus balik Lebaran jalur darat diprediksi terjadi pada 19 Juni sampai 20 Juni 2018. Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menurut dia, kecenderungan pemilihan dua hari oleh pemudik tadi berdasarkan penelitian. Ia mengimbau pemudik memilih waktu lain untuk kembali dari kampung halaman.
"Justru dalam kesempatan ini bagi mereka yang tidak mau bermacet ria pulanglah sebelum itu. Pulang sebelum 19-20 atau setelah itu," kata Budi di Korlantas Mabes Polri, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis 14 Juni 2018.
Ia menambahkan, para pemudik tak akan terjebak kemacetan bila memilih kembali pada hari Jumat, 22 Juni. Kementerian Perhubungan akan berkonsentrasi memantau arus balik pada tanggal 19 dan 20 Juni agar kemacetan panjang bisa diantisipasi.
"Di 19 dan 20 adalah macet yang paling tinggi," ujarnya. "Oleh karenanya kita menganjurkan kalau bisa lebih awal atau lebih belakang," ujar Menhub.
Budi menyerahkan keputusan rekayasa lalu lintas kepada Polri, termasuk kemungkinan penerapan sistem satu arah. Sebab, Korlantas Polri merupakan koordinator dalam arus mudik dan arus balik.
"Seperti mungkin tadi malam rekan-rekan melihat dari kemarin sudah kerja keras dan sekarang sudah sangat lancar karena memang dibuat satu jalur, jadi semuanya sudah cukup nyaman," jelasnya.
Saat arus balik ruas tol fungsional juga akan digunakan sebagaimana saat arus mudik. Hal ini juga akan dikoordinasikan dengan Kakorlantas Mabes Polri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement