Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengambil langkah untuk dongkrak neraca perdagangan ke depan. Ini lantaran dalam beberapa bulan terakhir defisit neraca perdagangan Indonesia terus melebar.
"Kita ke depan harus mulai menghidupkan lagi investasi terutama bertujuan ekspor. Tapi sementara itu investasi tetapi perlu waktu. Kita harus mencari jalan mendorong supaya produk yang ada bisa meningkat kembali ekspornya, terutama kelapa sawit," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Jakarta, Sabtu (16/6/2018).
Darmin menjelaskan, selain kelapa sawit pemerintah juga tengah mengupayakan agar industri farmasi tidak ketergantungan terhadap impor. Ke depan, meskipun impor industri farmasi besar, pemerintah akan mengupayakan ekspor dari sektor ini dapat ditingkatkan.
Baca Juga
Advertisement
"Industri farmasi kita sudah berkembang tapi bahan bakunya masih banyak sekali yang diimpor. Padahal kita belum banyak mengekspor produk farmasi. Produk farmasi kita itu sedikit sekali buat ekspor, hampir semua produk farmasi kita digunakan untuk melayani jaminan kesehatan di Indonesia," ujar dia.
Selanjutnya, selain industri farmasi, industri besi dan baja juga memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap impor. Pemerintah akan memberikan insentif berupa tax holiday agar kedua sektor ini mampu menghasilkan produk ekspor yang lebih besar.
"Ini adalah industri yang kami beri tax holiday pada waktu sudah ditandatangani peraturan menteri keuangan kira-kira dua bulan yang lalu. Itu kita tahu, kita perlu itu masuk makanya kita beri tax holiday. Supaya apa? Supaya mereka mengembangkan industri hulunya di sini," ujar dia.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Peminat Sistem Perizinan Online Cukup Banyak
Terkait peluncuran sistem perizinan terpadu secara online atau online single submission (OSS),Darmin Nasution menargetkan akan dilakukan setelah Lebaran. Pihaknya masih koordinasi dengan pihak Kepresidenan untuk menentukan tanggal peluncuran.
"Habis Lebaran kita mulai juga untuk mengejar dan saya berusaha meluncurkan OSS habis Lebaran. Tapi tergantung Presiden lah memilihnya kapan," ujar Darmin.
Darmin menjelaskan, hingga kini sudah banyak perusahaan yang mengajukan diri untuk bergabung dengan OSS. Para perusahaan tersebut bahkan meminta untuk didahulukan dalam penerapan OSS tersebut.
"Yang mau daftar sudah banyak investor. Mereka bilang, saya dulu dong pertama. Tapi kita masih lihat. Kalau semua mau jadi pertama, bagaimana," tutur dia.
Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan selain peluncuran OSS, sejumlah pekerjaan juga menunggu untuk diselesaikan usai Lebaran. Di antaranya, penguatan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat serta pengendalian neraca perdagangan.
"Kita juga akan mulai bahwa kurs sempat agak gonjang ganjing sekarang pun belum normal benar tapi sudah lebih tenang. Sebenarnya dalam waktu-waktu ke depan ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana mendorong supaya defisit neraca perdagangan bisa terkendali," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement