Liputan6.com, Jakarta Keberadaan fitur cruise control sangat menyenangkan digunakan saat perjalanan jauh. Tak heran bila sepeda motor yang mengaplikasikannya berjenis motor cruiser ataupun touring.
Secara garis besar fungsinya memang sama dengan cruise control pada mobil, yaitu menjaga kecepatan sepeda motor tetap konstan. Dengan kata lain, motor tetap melaju pada kecepatan yang sama dengan ketika cruise control diaktifkan tanpa tangan kita menahan putaran tuas gas.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari Technavio.com, kini, fitur tersebut telah berkembang menjadi Adaptive Cruise Control (ACC). Teknologi tersebut dilengkapi radar yang bisa mendeteksi kecepatan dan jarak kendaraan di sekitarnya.
Menurut sumber yang sama, setidaknya pada tahun 2015 telah ada 1,37 juta unit sepeda motor yang dilengkapi dengan fitur ACC. Jumlahnya akan terus bertambah dan diprediksi akan mencapai 1,5 juta unit pada tahun 2020 mendatang.
Fitur ACC pun bisa memberikan dampak positif lainnya, yaitu meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar. Pasalnya, kecepatan dan putaran mesin konstan mengonsumsi bahan bakar lebih sedikit ketimbang kita melaju dalam kecepatan yang bervariatif.
Kehadiran ACC juga membuat pengendara lebih nyaman ketika menempuh perjalanan jauh.
Saat ini, baik fitur cruise control maupun ACC masih disematkan pada motor-motor high end yang terbilang mahal, seperti Triumph Tiger Explorer XRT, Ducati Multistrada, Kawasaki Vulcan 1700 Voyager ABS, KTM 1290 Super Duke GT, dan BMW K1600GTL.
Sumber: Otosia.com
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Fitur Keselamatan Apa yang Paling Utama pada Mobil?
Dewasa ini fitur keselamatan pada mobil semakin beragam, pun dengan teknologinya yang juga semakin canggih. Dari pengereman ABS, asistensi pengereman, pengereman otomatis, hingga beragam fitur lainnya.
Namun di antara semua itu? Mana yang paling utama, dalam arti wajib ada pada semua kendaraan manapun, dari semua range harga?
Menurut Gandhi Ahimsaputra, Product Knowledge Head, Product Planning Division, PT Toyota Astra Motor (TAM), fitur keselamatan utama mobil adalah sabuk keselamatan. Alasannya sederhana, komponen inilah yang paling dekat dengan badan.
"Kami sebut yang paling utama karena sabuk pengaman yang paling dekat dengan badan," ujar Gandhi, dalam acara Safety Media workshop di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Menyadari hal tersebut, Gandhi mengatakan bahwa Toyota sendiri terus mengembangkan teknologi sabuk keselamatan. Dewasa ini mereka telah memiliki sabuk keselamatan dengan mekanisme pretensioner (seatbelt pretensioner) yang bisa mencegah benturan keras.
Cara kerjanya, di sepersekian detik awal pada momen tabrakan, sabuk keselamatan aktif dan membuat badan menempel di jok. Tujuannya agar menjaga badan tidak terpental.
Kemudian, sepersekian detik selanjutnya, force-limiter aktif dan membuat sabuk keselamatan sedikit mengendur. Pada momen pengenduran ini badan akan sedikit maju dan bagian kepala terbentur kantung udara (airbag) yang sudah mengembang.
"Sistem ini bekerja selaras dengan airbag. Jadi pretensioner dan force-limiter bekerja saat airbagmengembang," terangnya.
Tentu, hal ini bukan berarti menegaskan fitur keselamatan lain. Di kesempatan yang sama, Fransiscus Soerjopranoto, Executive GM Vehicle Sales Operation Sub Directorate PT TAM, mengatakan bahwa harusnya fitur keselamatan terus berkembang.
Ia menyebut, fitur sabuk keselamatan dan kantung udara bahkan harus jadi fitur standar di mobil yang harganya di bawah Rp 200 juta.
Advertisement