Polemik Fatwa Fardhu Ain, Kiai Kediri Minta Gus Ipul Bersabar

Salah satu kiai sepuh di Kediri menyatakan keprihatinanya dengan keluarnya fatwa Fardhu Ain yang menurutnya tidak jelas konteks dasar dalil agamanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2018, 13:08 WIB
KH Nawawi dan Ra Kholil pimpin Deklarasi Dukungan Gus Ipul - Mbak Puti untuk Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018-2023.

Liputan6.com, Kediri - Para kiai sepuh Kediri, Jawa Timur menyoroti fatwa Fardhu Ain yang membuat situasi Pilkada Jatim tidak kondusif. Para kiai juga menyayangkan, fatwa itu sampai menyebut para pendukung Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) telah ingkar kepada Allah dan nabi.

"Para kiai yang mendukung Gus Ipul tidak sembarangan. Masak kiai-kiai dianggap ingkar Allah, ingkar Nabi," ujar Gus Abdur Rohman Al-Kautsar atau akrab disapa Gus Kautsar, seperti dikutip dari Merdeka.com, Minggu (17/6/2018).

Gus Ipul, Sabtu, 16 Juni kemarin bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ploso, Kediri. Dalam perbincangan sempat disinggung soal keluarnya fatwa Fardhu Ain (wajib bagi setiap umat Islam) untuk memilih Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Jatim nomor urut 1, Emi Dardak.

Terkait hal ini, KH Nurul Huda Jazuli meminta Gus Ipul bersabar, terutama menanggapi serangan yang menyudutkan.

"Kami berharap Gus Ipul bersabar, terus menyapa masyarakat dengan ketulusan, seraya terus memohon ampun kepada Allah SWT," imbuh KH Zainuddin yang turut hadir dalam pertemuan di Ponpes Ploso.


Dalil Agama di Fatwa Fardhu Ain Tidak Jelas

"Semoga menjadi pemimpin yang amanah dan mampu melahirkan program kebaikan untuk rakyat. Gus Ipul pasti akan menang jadi gubernur Jatim," ujarnya dalam doa.

Hal yang sama diungkapkan KH Anwar Iskandar. Dia prihatin dengan keluarnya fatwa yang menurutnya tidak begitu jelas konteks dasar dalil agamanya.

"Saya sedih. Gampang sekali melabrak Fardlu Ain," ujarnya.

Sementara itu, KH. Anwar Iskandar atau Gus war menyampaikan kekecewaannya atas fatwa yang dikeluarkan oleh KH. Asep Saefudin Chalim. Sebab, fatwa tersebut berpotensi memecah belah masyarakat.

 

 

Reporter: Imam Mubarok

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya