Serangan Bom Mobil Hantam Perayaan Idul Fitri di Afghanistan, 25 Orang Tewas

Korban tewas mencapai sekitar 25 orang, meliputi warga, anggota Taliban dan tentara Afghanistan. ISIS mengklaim bertanggungjawab.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 17 Jun 2018, 12:04 WIB
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Nangarhar - Serangan bom mobil menghantam sebuah perayaan Idul Fitri di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur, Sabtu 16 Juni 2018 waktu setempat.

Serangan itu menewaskan sekitar 25 orang, menurut otoritas Afghanistan.

Korban tewas meliputi warga sipil, tentara pemerintah, dan sejumlah anggota Taliban yang tengah menggelar perayaan Idul Fitri bersama, kata otoritas di Jalalabad. Demikian seperti dikutip dari NBC News, Minggu (17/6/2018).

Perayaan Idul Fitri itu digelar bersama-sama oleh tentara Afghanistan dan Taliban, di mana kedua belah pihak tengah berada dalam status gencatan senjata sejak pengujung Ramadan.

Sementara itu, ISIS mengklaim serangan bom mobil tersebut.

Situs media Amaq yang terafiliasi ISIS menjelaskan pada Sabtu 16 Juni bahwa serangan bom mobil itu menargetkan "perayaan yang digelar oleh sekelompok tentara Afghanistan" di Nangarhar. Selain keterangan tersebut, Amaq tak mengelaborasi lebih detail.

Di sisi lain, juru bicara untuk otoritas Afghanistan mengatakan bahwa Taliban tak bertanggungjawab atas insiden itu.

"Insiden tersebut tak ada sangkut-pautnya dengan Taliban," kata juru bicara otoritas Afghanistan, Zabihullah Mujahid kepada Reuters, seperti dikutip dari NBC News.

Ketika berita tentang serangan itu menyebar, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan dirinya akan memperpanjang gencatan senjata dengan Taliban, tetapi Ghani tidak memberikan kerangka waktu untuk perpanjangan yang dimaksudkan.

Dalam pesan video, sang presiden mendesak Taliban untuk memperpanjang gencatan senjata mereka dan mengatakan bahwa dirinya akan menunggu tanggapan kelompok tersebut.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Menodai Aura Positif Idul Fitri di Afghanistan

 

Serangan bom mobil yang terjadi di Nangarhar menodai aura positif Idul Fitri di Afghanistan. Terlebih sejak akhir Ramadan, konflik antara tentara pemerintah dan Taliban telah berhenti sementara -- menyusul gencatan senjata yang diberlakukan oleh Presiden Ashraf Ghani dan kemudian diikuti oleh Taliban.

Pada hari pertama Idul Fitri, puluhan militan Taliban yang tidak bersenjata telah memasuki ibu kota Afghanistan di Kabul, untuk merayakan gencatan senjata.

Sementara itu, di tempat lain tentara Afghanistan dan militan Taliban, dalam adegan langka nan luar biasa, saling bertukar pelukan, berswafoto di tengah perayaan Idul Fitri, dan gencatan senjata yang menyertai.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan bahwa AS sangat menyambut baik usulan perpanjangan gencatan senjata.

Di sisi lain, Kantor Sekretaris Jenderal PBB "mendesak Taliban untuk mengindahkan seruan perdamaian dari rakyat Afghanistan dan juga memperpanjang gencatan senjata," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya