Ramai-Ramai Mengisi Libur Lebaran Sambil Berwisata ke Labuan Bajo

Permintaan paket wisata ke Provinsi Nusa Tenggara Timur ini sudah melimpah memasuki musim liburan Idul Fitri 1439 Hijriah, terutama ke Labuan Bajo.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 18 Jun 2018, 06:01 WIB
Pemandangan dari atas wisata Bukit Cinta Labuan Bajo (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengemukakan permintaan paket wisata ke provinsi nusa Cendana ini sudah melimpah memasuki musim liburan Idul Fitri 1439 Hijriah, terutama ke Labuan Bajo.

"Memasuki libur Lebaran ini merupakan high season. Permintaan paket tour yang masuk cukup banyak terutama ke Labuan Bajo yang memiliki destinasi unggulan Taman Nasional Komodo," kata Abed Frans kepada Liputan6.com, Minggu, 17 Juni 2018.

Kendati demikian, dia mengaku belum menghitung keseluruhan jumlah permintaan paket wisata dari berbagai operator yang dinaungi ASITA. Namun, permintaan yang masuk sudah sangat membeludak.

Pemilik perusahaan yang melayani perjalanan wisata itu juga mencontohkan permintaan paket wisata untuk pada Juni dan Juli 2018 sudah mencapai sebanyak delapan grup dengan kisaran jumlah antara 10-30 pax setiap grup.

"Teman-teman operator lainnya yang memiliki market overseas untuk wisatawan mancanegara juga sedang sibuk-sibuknya melayani permintaan tour yang masuk," katanya.

Abed mengatakan, sebagian besar permintaan paket wisata yang diterimanya untuk tujuan wisata ke Pulau Flores, Pulau Sumba, dan Pulau Alor.

Ia mengungkapkan, para operator setempat bahkan sampai kesulitan melayani banyaknya permintaan paket wisata yang masuk selama musim liburan ini.

Terutama, lanjutnya, kesulitan yang dihadapi dalam menyediakan kapal-kapal wisata yang memadai bagi wisatawan terutama permintaan wisata ke Labuan Bajo, Pulau Komodo.

"Untuk sekarang ini kapal cukup sulit karena semuanya sudah beroperasi. Bahkan ada teman yang terpaksa menolak permintaan tour karena tidak ada kapal untuk disewa," katanya.


Larangan Menggoda Komodo

Salah satu wisatawan lokal berpose bersama komodo di Pulau Komodo Labuan Bajo (Liputan6.com/Ola Keda)

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur Abed Frans juga sempat mengecam aktivitas pemandu wisata (guide) yang mengajak wisatawan bermain-main dengan satwa komodo di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) Pulau Flores.

Kecaman itu terkait aktivitas pemandu wisata yang mengajak wisatawan bermain-main dengan satwa komodo (Varanus komodoensis) yang didokumentasikan melalui video amatir dan disebarluaskan.

Dalam video itu, tampak pemandu wisata atau "ranger" yang membawa para wisatawan menggunakan sekitar dua "speed boat" bermain-main dengan sejumlah satwa komodo yang berada di salah satu pantai di dalam kawasan TNK.

Sejumlah komodo yang berada di pantai kemudian berenang menghampiri pemandu wisata dan wisatawan di dalam "speed boat" atau kapal cepat dan diganggu menggunakan tongkat, kemudian kembali lagi ke pantai.

"Sebagai asosiasi perjalanan wisata kami sangat mengecam dan menyesalkan kegiatan wisata bermain-main dengan satwa komodo seperti ini," kata Abed Frans di Kupang, beberapa waktu lalu.

Abed Frans menyatakan pihaknya sangat menyesalkan aktivitas wisata seperti ini karena sangat membahayakan keselamatan wisatawan.

"Bahkan ada anggota tur yang sudah komplain karena kasihan dengan komodo, mereka ngeri juga kalau saat itu mesin kapal tiba-tiba mati, apa yang terjadi kalau seperti itu," ucapnya.

Asita telah melaporkan pihak agen travel, guide, dan pemilik kapal tersebut ke Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) selaku otoritas terkait agar memberikan tindakan tegas.

"Dewan pimpinan cabang kami di Labuan sudah koordinasi dengan pihak BTNK dan HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) setempat agar segera mengambil tindakan tegas kepada guide tersebut," ujarnya.

Abed meminta para pemandu tidak memberikan contoh seperti ini terhadap wisatawan yang dilayaninya, khususnya di destinasi wisata seperti TNK yang memerlukan kewaspadaan ekstra.

Selain membahayakan keselamatan wisatawan, lanjutnya, ativitas wisata seperti ini juga mengganggu keberlangsungan hidup habitat satwa purba komodo yang merupakan salah satu dari tujuh keajabain dunia (new seven wonders).

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya