Halalbihalal, Djarot Disambut Antusias Warga Simalungun

Djarot menyatakan pembenahan jalan provinsi yang rusak diharapkan bisa diatasi dalam waktu cepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2018, 08:26 WIB
Calon Gubernur Sumut Djarot Saiful Hidayat. (Istimewa)

Liputan6.com, Simalungun - Merayakan Lebaran jauh dari keluarga besar tampaknya semakin menambah semangat Djarot Saiful Hidayat untuk menemukan keluarga baru. Menyambangi Desa Naga Dolok, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, calon Gubernur Sumatera Utara itu larut berbagi kebahagiaan dengan warga yang menggelar halalbilhalal di los (pasar mingguan) Naga Dolok, Minggu 17 Juni 2018.

Bagi Djarot, desa nan indah karena dikelilingi area perkebunan ini membuatnya tetap bisa menikmati sebagian ruas jalan yang masih bergelombang.

"Ini bukan masalah pelik karena masih bisa diperbaiki. Jika perusahaan Bridgestone yang punya kebun di sini tidak bersedia membenahi jalan sebagai bagian dari CSR, yah pemerintah daerah dalam hal ini provinsi tentu bisa mengambil alih,” kata Djarot yang hadir bersama Ketua Tim Kampanye Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss), Djumiran Abdi.

Menurut calon gubernur Sumur yang diusung PDI Perjuangan dan PPP ini, pembenahan jalan provinsi yang rusak diharapkan bisa diatasi dalam waktu cepat.

"Tadi dari Medan, saya memanfaatkan jalur tol yang sudah dibangun pemerintah pusat. Nah kalau jalan provinsi juga kita benahi dan bisa terkoneksi dengan jalan negara, tentunya ini akan semakin baik bagi warga,” ujarnya.

Usai bersilahturahmi dengan warga Naga Dolok, Djarot kemudian mendatangi Desa Saribu Dolok, Kecamatan Silimakuta. Di hadapan ribuan relawan yang memadati lapangan eks pajak Saribu Dolok, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyoroti ketidakberdayaan petani menghadapi permainan harga para spekulan.

 

Calon Gubernur Sumut Djarot Saiful Hidayat. (Istimewa)

Hadapi Spekulan

Selama ini, menurut Djarot, harga jual di tingkat petani cukup rendah tetapi harga di konsumen akhir di daerah perkotaan bisa melonjak tajam. Ulah spekulan ditambah buruknya infrastruktur jalan, menurutnya, yang menghambat distribusi menjadi dua faktor utama.

Karena itu, kata Djarot, keberadaan gudang penyimpanan bisa menjadi solusi cerdas. Dia mencontohkan keberadaan Control Atmoshpere Storage (CAS) yang bisa menyimpan produk hortikultura hingga lima bulan. CAS tersebut lebih berfungsi menjaga kestabilan harga, sehingga ketika pasokan melimpah harga tidak anjlok. Sementara pada saat pasokan berkurang, harga tidak meroket tajam.

"CAS ini menjadi bukti komitmen kami berpihak kepada petani,” kata Djarot.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya