Pengamat Sebut BI Responsif Hadapi Kenaikan Suku Bunga The Fed

BI di bawah gubernur barunya Perry Warjiyo perlahan berhasil melepas diri dari ketegangan perekonomian global, yakni dengan ikut menaikkan suku bunga acuan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Jun 2018, 09:29 WIB
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan negara berkembang lain kini tengah menghadapi tekanan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Meski demikian, beberapa kalangan menilai Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah responsif guna menghadapi hal tersebut.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, BI di bawah gubernur barunya Perry Warjiyo perlahan berhasil melepas diri dari ketegangan perekonomian global, yakni dengan ikut menaikkan suku bunga acuan.

"Langkah BI sebelum Perry jadi gubernur memang terbilang terlambat menyesuaikan (suku) bunga acuan. Tapi di era Perry sepertinya berbeda, BI lebih responsif menaikan (suku) bunga acuan. Buktinya, dalam satu bulan di Mei ada dua kali kenaikan (suku) bunga acuan," paparnya kepada Liputan6.com, seperti dikutip Selasa (19/6/2018).

Sebelumnya, publik dunia sempat geger akibat kebijakan The Fed yang memberi sinyal akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali sampai akhir tahun ini. Dengan begitu, total kenaikkan suku bunga sepanjang 2018 bisa terjadi sebanyak empat kali.

Kebijakan tersebut telah berdampak ke beberapa mata uang dunia, usai Lira sebagai mata uang Turki terjerembap ke level terendah dari Dolar Amerika Serikat pada Mei lalu. Itu membuat investor tidak lagi memiliki keyakinan terhadap kebijakan ekonomi negara teluk tersebut.

Bhima melanjutkan, ia mengapresiasi reaksi cepat BI yang dinilainya bakal berdampak langsung terhadap imbal hasil surat berharga yang akan lebih menarik bagi investor asing, karena kupon bunga yang naik dan yield spread menyempit.

Sehingga, menurutnya, publik dunia percaya bahwa kondisi pasar Indonesia telah siap untuk menghadapi tekanan pengetatan moneter global.

"Dampak psikologisnya, investor melihat otoritas moneter Indonesia sudah siap menghadapi tekanan pengetatan moneter global. Sentimen positif yang terbentuk akan meningkatkan market confidences," tutur dia.


Pengusaha Antisipasi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Pengusaha Indonesia sudah mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

"Kalau kita pengusaha sudah antisipasi akan kenaikan suku bunga karena The Fed juga akan naikkan beberapa kali suku bunga pada tahun ini. 2 sampai 3 kali lagi, jadi buat kami para pengusaha kita sudah antisipasi akan kenaikan suku bunga itu," tutur Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Rosan P. Roeslani dalam acara open house di kediamannya, Jakarta, Sabtu (16/6/2018).

Oleh karena itu, Rosan menilai kenaikan suku bunga bukan suatu hal yang mengagetkan. Kenaikan suku bunga acuan tersebut sudah dimasukkan dalam rencana bisnis. Rosan perkirakan, suku bunga acuan Bank Indonesia dapat naik menjadi lima persen.

"Kami enggak surprise lagi, ini bisa dimasukan ke planning ke depan bahwa cost of fund  akan naik and that's ok selama kita tahu," ujar dia.

"Jadi prediksi suku bunga Bank Indonesia (BI) yang sekarang 4,75 ya akan naik ke 5, dan kita prediksikan akan lebih dari 5 persen," tambah dia.

Terkait strategi Kadin atas kenaikan suku bunga oleh The Fed, Rosan menambahkan akan dicari alternatif pembiayaan lainnya, termasuk dalam hal ini melalui pasar modal.

"Tentu ada strategi, cost of fund akan naik. Jadi ya kami akan lihat alternatif pembiayaan lainnya tidak akan fokus pada perbankan, ada pasar modal pasti akan digali lagi," ujar dia. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya