Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya pesan broadcast yang beredar di sejumlah aplikasi pesan instan tentu harus diragukan kebenarannya. Pasalnya, kita tidak dapat langsung mengetahui keaslian dan sumber dari informasi tersebut.
Ambil contoh pesan broadcast yang beredar pada awal 2018 ini. Pesan tersebut cukup membuat media sosial heboh.
Isi dari pesan tersebut mengungkap kalau hacker bisa masuk ke beberapa platform media sosial dan pesan instan, seperti Facebook, WhatsApp, hingga BlackBerry Messenger (BBM).
Baca Juga
Advertisement
Pesan melanjutkan, pihak tak bertanggung jawab ini akan menempatkan video porno dengan nama korban tanpa sepengetahuannya.
“Metro tv baru saja mengeluarkan berita bahwa hacker sudah mulai masuk facebook, bbm dan wa,mereka menempatkan video seks/porno memakai nama anda pada teman teman anda, tanpa anda mengetahuinya. Anda tidak dapat melihatnya, namun orang lain bisa melihatnya seolah olah anda yg mempublikasikannya. Jadi, jika anda menerima suatu video ( barangkali atas nama saya), maka itu bukan saya!!” begitu bunyi pesan amatir tersebut.
Informasi ini tentu diklaim sebagai berita bohong alias hoaks. Disampaikan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) lewat akun resmi Twitter-nya @TurnBackHoax, informasi tersebut adalah hoaks lama yang sudah dipublikasikan kembali.
“Peretas (hacker) atau siapapun yang diklaim bisa mengambil alih akun Facebook, tidak bisa begitu saja mengambil alih sebuah akun. Yang bisa dilakukan adalah membuat akun palsu, atau menjebak pemilik akun untuk melakukan beberapa kegiatan yang menyebabkan akun mereka bisa diakses,” ujar Mafindo dalam keterangan resminya.
Misal, kegiatan yang dimaksud denganc ara mengirimkan tautan ke aplikasi ‘jahat’ yang berjalan di Facebook, yang ketika dijalankan akan membuka akses ke pemilik akun Facebook tersebut.
Isu Diserang Hacker, Polri: Jangan Terpengaruh Hoax
Isu hacker yang pada akhirnya berujung hoaks seperti ini bukan yang pertama kali.
Pada 2017, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menanggapi isu peretasan subdomain Divisi Hubungan Masyakarat (Humas) http://humas.polri.go.id/. Kelompok peretas yang menamakan diri sebagai "Army Anons", mengklaim telah berhasil melumpuhkan website tersebut.Melalui akun Twitter @DivHumasPolri dan Instagram @divisihumaspolri, Divisi Humas Polri mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang
belum jelas kebenarannya.
Selain itu, Divisi Humas Polri juga menggunggah gambar tampilan sebuah website berisi informasi tentang peretasan tersebut.
Pada gambar tersebut terdapat cap "Biro Multimedia, Hoax, Divisi Humas Polri". Divisi Humas Polri juga mengimbau masyarakat lebih pandai dalam memilih berita.
Adapun pada pagi hari ini (23/5/2017), website Divisi Humas Polri masih belum beroperasi normal. Tertulis keterangan sedang ada perbaikan rutin database.
"Mohon maaf website http://humas.polri.go.id sedang dalam perbaikan rutin database. Mohon bersabar," demikian keterangan yang tertulis pada website tersebut.
Sebelumnya, "Army Anons" melalui akun Instagram @army_anons, mengaku melumpuhkan website tersebut pada Senin malam (22/5/2017). "Saya memutuskan untuk melumpuhkan website ini @divisihumaspolri. Ini pesan untuk kepolisian Indonesia. Saya melumpuhkan website ini hanya dalam waktu beberapa menit untuk menunjukkan bahwa saya tidak lemah," tulis @army_anons, yang dilengkapi foto website Humas Polri.
Kelompok itu mengancam akan menjadikan lembaga perbankan sebagai target bila polisi tidak berhenti melontarkan pernyataan bahwa kelompok mereka adalah dalang di balik peredaran screenshot diduga sex chat antara pentolan FPI Habib Rizieq Shihab dengan Firza Husein.
"Coba bayangkan, berapa kerugian yang akan dialami kalau saya melumpuhkan server transaksi perbankan dalam waktu sejam. Saya bisa lakukan apa pun untuk membela kebenaran. Kami adalah Anonymous," demikian tulis kelompok hacker itu pada salah satu posting-nya.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement