Liputan6.com, Cirebon - Sebagai salah satu daerah tujuan para pemudik maupun turis dalam libur Lebaran 2018, sejumlah tempat di Cirebon dipadati pengunjung, mulai dari tempat wisata hingga kuliner dan oleh-oleh khas Cirebon.
Membludaknya orang berdampak pada tingkat produksi sampah. Terbukti, sejumlah tempat mendadak dipenuhi timbunan sampah, terutama sampah plastik yang dibuang oleh warga lokal maupun para pengunjung.
Pantauan di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Kesambi Kota Cirebon, tumpukan sampah seakan menjadi pemandangan biasa bagi masyarakat sekitar. Bau sampah yang membusuk hanya direspons warga maupun pengendara yang lewat dengan menutup hidung.
Beragam jenis sampah menyatu dalam satu TPSS dan diangkut ke dalam bak sampah oleh petugas, mulai dari sampah daun kering, sampah rumah tangga hingga sampah plastik.
Baca Juga
Advertisement
Tinggi tumpukan sampah di TPSS Kesambi Kota Cirebon mencapai 1 meter. Petugas kebersihan terlihat sibuk mengangkut sampah dari TPSS ke TPA Kopiluhur Kota Cirebon.
"Di sini banyak sampah plastik tapi tidak dipisah, Mas. Dijadikan satu karena akan dibawa ke TPA Kopiluhur," sebut salah seorang petugas TPSS Kesambi, Sakud, Selasa, 19 Juni 2018.
Sakud mengatakan, setiap momen Lebaran, volume sampah meningkat dibanding hari biasa. Dari tumpukan sampah yang ada di TPSS, sampah plastik diakuinya sangat mendominasi.
Sampah plastik tersebut berasal dari limbah rumah tangga maupun sampah yang dibuang oleh warga yang lewat. "Botol plastik bahkan sampai plastik kresek banyak juga dan itu di dalamnya ada sampah lagi," ujar dia.
Sakud mengaku hanya bertugas mengangkut sampah ke dalam bak mobil sampah. Selanjutnya, dia menyerahkan upaya pengolahan sampah plastik tersebut kepada petugas yang ada di TPA Kopiluhur.
Pemilahan Sederhana
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon Syukur mengakui terjadi peningkatan volume sampah sampai 30 persen per hari selama libur Lebaran. Dari data yang tercatat, jumlah sampah yang terkumpul di TPA Kopiluhur pada hari biasa 700 meter kubik.
"Sampah di TPSS biasanya mulai menumpuk pada sore hingga malam hari, diangkut oleh petugas kebersihan keesokan harinya," kata Syukur.
Namun demikian, dalam pengelolaan sampah tersebut, petugas tidak memilah secara signifikan. Di TPA Kopiluhur, DLH Kota Cirebon memanfaatkan pemulung setempat untuk memilah sederhana, khususnya sampah plastik.
Setelah dipilah, sampah plastik tersebut dijual pemulung kepada perusahaan rongsok maupun bank sampah yang ada di beberapa Rw di Kota Cirebon. "Pemilahan secara khusus belum ada tapi upaya penanganan tetap kami lakukan," ujar dia.
Dia menjelaskan, penumpukan sampah di sejumlah TPSS lantaran banyak warga sekitar yang ikut membuang sampah. Padahal, TPSS bukan tempat akhir dari pengelolaan sampah yang ada di Kota Cirebon.
Dia mengaku terus menyosialisasikan imbauan agar tidak banyak membuang sampah di TPSS. Bahkan, DLH Kota Cirebon menggulirkan program bank sampah di tiap RW.
Kondisi tersebut, dianggap mengganggu proses pengangkutan sampah oleh petugas kebersihan.
"Hasilnya tidak semua RW bisa menerapkan sistem bank sampah dan warga sekitar semakin banyak buang sampah di TPSS. Terutama pedagang yang ada di sekitar TPSS," sebut dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement