Cegah Kecelakaan, Ini Tips Hindari Microsleep Saat Berkendara Jauh

Sepanjang perjalanan mudik atau saat arus balik, tak menutup kemungkinan Anda bisa terkena microsleep (terkelap). Begini cara menghindarinya agar tak celaka.

oleh Yurike Budiman diperbarui 20 Jun 2018, 07:10 WIB
Menempuh perjalanan mudik yang panjang membuat para pemudik berisiko mengalami microsleep yang bisa mengancam nyawa. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan mudik ke kampung halaman yang harus ditempuh dengan jarak yang jauh, tak menutup kemungkinan membuat konsentrasi mengemudi kian menurun. Salah satu kecelakaan lalu lintas yang bisa terjadi ialah saat Anda terkena microsleep atau terkelap.

Dikutip dari Auto2000, Selasa (19/6/2018), microsleep adalah kondisi di mana sopir tertidur secara tiba-tiba hanya dalam waktu yang sangat singkat. Microsleep umumnya berlangsung tidak lebih dari 30 detik. Namun, ini sangatlah membahayakan.

Untuk menghindari microsleep, Anda harus mampu mengukur kondisi fisik. Upayakan untuk dapat beristirahat cukup dan tidak memaksakan diri mengemudi jika fisik dirasa belum fit. 

Sebelum melakukan perjalanan, lakukan senam ringan untuk meregangkan otot tubuh yang kaku. Cuci muka dengan air bersih agar terasa segar dan membantu mengusir rasa ngantuk. Berkaitan dengan kondisi fisik, rasakan apakah kepala dan kelopak mata terasa berat atau kerap menguap dengan durasi yang cukup panjang dan kepala mengangguk tanpa sengaja.

Saat memasuki jam kritis atau sudah  mengemudi selama 3 jam, Anda perlu meningkatkan kewaspadaan. Baiknya, Anda bergantian menyetir, jika tidak ada sopir pengganti, jalan terbaik adalah tidur di rest area.

Selain itu, siapkan air putih sebagai teman perjalanan. Permen dengan rasa sedikit asam juga bisa membantu agar badan tetap terjaga. Tak hanya camilan, mendengarkan musik kesayangan juga bisa membantu terhindar dari microsleep.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ditemani oleh Navigator

Lebih baik, Anda menyetir tidak sendirian, tapi ada teman di sebelah yang bisa dijadikan lawan bicara sekaligus navigator. Navigator ini bisa membantu menyiapkan dan menyimpan kartu e-toll, membaca peta digital, mengatur musik yang diputar audio mobil, serta membantu Anda saat ingin makan permen atau sekadar minum.

Navigator harus bisa memberi teguran jika melihat perilaku Anda sebagai pengemudi dianggap membahayakan. Seperti pindah jalur sembarangan, tidak konsisten mengatur irama mobil, atau melanggar aturan lalu lintas.

Selama mengemudi, cobalah perhatikan respons tubuh. Apakah pernah melakukan kesalahan kecil seperti salah menyalakan lampu sein atau sulit menjaga mobil tetap berada di jalurnya?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya