3 Senjata Malapetaka Warisan Uni Soviet yang Masih Digunakan Tentara Rusia

Berikut tiga senjata malapetaka warisan Uni Soviet yang masih digunakan tentara Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2018, 08:24 WIB
Sejumlah tentara Rusia berada di dekat tank saat melakukan latihan untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia (3/5). Pawai akan berlangsung pada 9 Mei di Lapangan Merah Moskow. (AP Photo / Pavel Golovkin)

Liputan6.com, Moskow - Senjata-senjata warisan Uni Soviet bagi Rusia ini melegenda karena pernah menjadi malapetaka dalam bermacam-macam konflik berdarah, termasuk di Afganistan dan Chechnya.

Meski sudah sepuh, senjata-senjata ini ternyata masih digunakan oleh militer Rusia dalam sejumlah konflik bersenjata.

Masing-masing senjata artileri ini masih dapat ditemukan di badan-badan pesawat terbang atau kapal dan sepertinya posisi mereka tak tergantikan berkat keandalan dan kekuatan tembakan mereka.

Berikut tiga senjata malapetaka warisan Uni Soviet yang masih digunakan tentara Rusia, seperti dikutip dari media terafiliasi pemerintah Rusia RBTH Indonesia, Rabu (20/6/2018).

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


1. Gryazev-Shipunov GSh-30-1

(Ilustrasi) Sejumlah tentara Rusia berjalan di dekata kendaraan militer yang memenuhi jalanan saat melakukan latihan untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia (3/5). (AP Photo / Pavel Golovkin)

Meriam otomatis 30 mm ini dipasang di hampir semua jet tempur modern Rusia, mulai dari MiG-29 hingga Su-57 yang berteknologi mutakhir.

Ini adalah meriam berlaras tunggal yang mampu menembakkan 1.800 peluru per menit. Tiga proyektil semacam ini bahkan cukup untuk menjatuhkan pesawat atau kendaraan lapis baja musuh.

Jarak tembak efektif senjata ini terhadap target udara adalah 800 meter. Selama baku tembak dengan target udara, jarak ini lebih dari cukup. Sementara terhadap target darat, proyektil tersebut efektif menghancurkan peralatan musuh pada jarak hingga 1.800 meter.


2. GSh-23

(Ilustrasi) Tentara Rusia berjaga pada areal stadion saat pembukaan Piala Dunia 2018 di Luzhniki stadium, Moskow, Rusia, (14/6/2018). Rusia dan Arab Saudi tampil pada laga pembuka. (AP/Rebecca Blackwell)

Ini adalah meriam 23 mm berlaras ganda yang dikembangkan pada pertengahan tahun 60-an terutama untuk pesawat-pesawat strategis dan helikopter tempur.

Sistem kerjanya didasarkan pada teknologi Jerman yang dikembangkan Karl Gast dan perusahaannya.

Mekanisme pemuatannya yang istimewa memungkinkan senjata ini menembak dua kali lipat melebihi kecepatan senjata laras tunggal. Teknologi Jerman ini menjadi sangat populer di Uni Soviet karena keandalan dan perawatannya yang mudah.


3. AK-630

Ilustrasi tentara Rusia (AP)

Berkat kemampuannya yang dapat menembakkan hingga 5.000 proyektil per menit, pelaut-pelaut Rusia menjuluki AK-630 sebagai "pemotong logam".

Senjata itu betul-betul sukses hingga kebanyakan kapal Rusia modern, mulai dari kapal penyapu ranjau sampai kapal induk Admiral Kuznetsov, dilengkapi dengan AK-630.

Namun, torpedo dan rudal lebih banyak digunakan dalam peperangan modern untuk melawan "monster-monster laut" raksasa sehingga AK-630 terutama digunakan untuk menjatuhkan target-target udara. Senjata ini dipasang pada turret yang tertutup otomatis dan diatur oleh radar MR-123 dan layar sistem pendeteksian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya