Liputan6.com, Jakarta - Perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 dinilai menjadi persiapan adu strategi perang bagi semua partai untuk Pemilu serentak 2019. Pilgub Jatim menjadi penentu suara untuk pemilihan presiden 2019 yang saat ini begitu ramai dibahas para petinggi politik.
Hal ini pun membuat kondisi politik Pilgub Jawa Timur 2018 semakin dinamis. Apalagi Partai Gerindra dan PKS yang merupakan partai pendukung pasangan calon pilgub jatim 2018 nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur (Ipul-Puti) makin habis-habisan meminta ganti presiden dengan kampanye #2019gantipresiden.
Advertisement
Meskipun, saat ini Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) rajin turun gunung untuk pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak (Khofifah-Emil). Kondisi politik pilgub jatim 2018 ini tetap menggambarkan pembuka duel ulang antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk Pemilu Presiden 2019.
"Pertarungan dalam pilgub Jatim kali ini tidak bisa digeneralisir. Kalau kita melihat bahwa pertarungan keras 2014 dan kontinyuitasnya adalah pada Jokowi vs Prabowo bukan Jokowi vs SBY," jelas Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (19/6/2018).
Skema Pilgub Jatim tersebut, Airlangga menjelaskan, dengan melihat variabel Gerindra dan PKS yang berada di kubu Ipul-Puti. Terlebih dua partai yang menolak mengusung Jokowi sebagai capres 2019 ini setia mendukung Gus Ipul sejak Pilgub Jatim seri 2008 dan 2013 lalu.
Sementara Khofifah memiliki historis kedekatan sebagai kubu Jokowi yang dipercaya sebagai Juru bicara pada Pilpres 2014 lalu. Ketua Umum Muslimat NU ini pun dipercaya di kabinet kerja Jokowi sebagai Menteri Sosial.
Kemudian, SBY yang turun gunung mengkampanyekan Khofifah memiliki massa yang sudah tak diragukan, semakin menguatkan posisi Khofifah di Pilgub Jatim 2018. Mengingat dua tahun sebelumnya, Soekarwo yang merupakan kader partai Demokrat memimpin Jawa Timur.
"Posisi historis dari masing-masing kubu, pada Pilpres 2014 dimana KIP adalah Jubir Jokowi-JK dan Gus Ipul (GI) Pendukung Prabowo-Hatta. Jelasnya lagi saat ini bahwa Gerindra dan PKS adalah parpol pengusung GI. Artinya bahwa pihak GI-Puti memiliki kedekatan dengan kubu Prabowo. Sementara kubu Khofifah-Emil adalah aliansi kekuatan antara Jokowi dan SBY," pungkasnya.
Diamini Loyalis Jokowi
Dukungan Khofifah-Emil dari orang nomor satu Indonesia ini pun diamini para massa loyalis Jokowi. Yakni Bara JP (Barisan Relawan Jokowi for President) dan Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH). Dukungan massa pendukung Jokowi ini pun ditegaskan langsung oleh Ketua Bara JP Jawa Timur, Giyanto Wijaya.
"Kita DPD Bara JP Jawa Timur mendukung Khofifah-Emil. Hasilnya mayoritas mendukung bu Khofifah," kata Ketua Bara JP DPD Jawa Timur, Giyanto Wijaya.
Kedua massa ini adalah masyarakat pelopor yang mendorong Jokowi untuk maju sebagai calon Presiden pada pemilu 2014 lalu. Dukungan RKIH ini diungkapkan Ketua RKIH Jawa Timur Erwin Silitonga.
"Kami mendukung penuh Ibu Khofifah. Saya yakin kerja keras teman-teman pasti tidak akan sia-sia, insyaallah Ibu Khofifah tetap komitmen dengan program yang dicanangkan," kata Erwin.
Seperti diketahui, pasangan nomor 1 (satu) Khofifah-Emil diusung 6 partai politik. Yakni, Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PPP, Partai NasDem, Partai Hanura dan PKPI. Sementara Ipul-Puti diusung partai PDIP, PKB, Gerindra, PKS.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement