Bantah Naikkan Tarif, Ini Penjelasan BPJT soal Integrasi Tarif Tol JORR

BPJT menjelaskan tentang integrasi tarif Tol JORR yang ditunda implementasinya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Jun 2018, 12:55 WIB
Antrean kendaraan di Gerbang Tol Ciledug I, Jakarta, Senin (18/6) (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, penerapan integrasi sistem tarif di Tol Lingkar Luar Jakarta atau Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) ditunda karena alasan ingin lebih intensif sosialisasi. Pemerintah menegaskan bahwa integrasi ini bukan menaikkan tarif tol. 

Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menerangkan, integrasi sistem transaksi ini diterapkan untuk mensubsidi kendaraan yang hendak melintas jauh di dalam Tol JORR yang total panjangnya 76 kilometer (km). 

"Sebesar Rp 15 ribu itu identik untuk 17 km. Artinya, kalau lebih dari 17 km tarifnya akan lebih murah. Jadi bisa dikatakan, penyesuaian tarif ini dibuat untuk mensubsidi kendaraan yang jarak tempuhnya jauh," papar dia saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (20/6/2018).

Herry melanjutkan, penyeragaman biaya masuk Tol JORR bagi mobil dengan jarak tempuh pendek merupakan sebuah konsekuensi untuk diberlakukannya tarif rata-rata ini.

Oleh karenanya, dia menekankan, sistem integrasi tarif tol tersebut belum bisa dieksekusi lantaran pemerintah beserta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) masih ingin mengkampanyekannya lebih gencar kepada masyarakat.

"Kita akan sosialisasi lebih intensif, soalnya belum pada banyak yang tahu (tujuan utamanya integrasi tarif Tol JORR). Setelah itu, baru nanti kita evaluasi," ungkap dia.

 


Tujuan Integrasi

Pengendara melintas di ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ciledug, Jakarta, Senin (18/6). Sebelumnya, kenaikan tarif tol direncanakan pada 13 Juni 2018 namun berubah menjadi 20 Juni 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain untuk memperlancar arus logistik, Herry berharap, masyarakat akan lebih peka terhadap tujuan lain diterapkannya sistem integrasi tarif Tol JORR. Salah satunya, yakni untuk meminimalisir jumlah polusi yang dihasilkan oleh jumlah kendaraan roda empat yang terlalu banyak.

"Ini juga mendorong untuk mengurangi polusi. Saya sih berharap, masyarakat bisa menyiasatinya dengan car sharing, jadi satu mobil bisa banyakan, kan lebih murah. Atau bisa juga pakai transportasi publik yang sekarang sudah banyak disediakan," tuturnya.

Untuk diketahui, sistem integrasi tarif tol ini membuat jarak pendek dan jarak jauh di Tol JORR otomatis tidak berlaku lagi.

Jika sebelumnya untuk jarak pendek Tol JORR harus membayar Rp 9.500, sedangkan jarak jauh sebesar Rp 20 ribu. Maka dengan penerapan sistem integrasi ini semua tarif tol dipukul rata, baik dekat maupun jauh menjadi Rp 15 ribu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya