Berkendara di Belakang Kendaraan Besar Lebih Aman, Benarkah?

Baiknya kita menghindari kendaraan besar seperti truk atau bus selama perjalanan. Namun jika terpaksa bertemu di jalan, usahakan kita berada di belakangnya, bukan di depannya.

oleh Yurike Budiman diperbarui 20 Jun 2018, 20:31 WIB
Suasana di ruas Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, Jumat (25/5). Guna mengantisipasi kemacetan saat Asian Games, pemerintah akan segera menguji coba pembatasan truk pada Juni 2018 mendatang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Masih suasana arus balik Lebaran, tak sedikit pengendara mobil yang harus papasan dengan kendaraan besar seperti bus. Bahkan jika libur Lebaran usai, akan banyak truk dan bus yang kembali beraktivitas seperti biasa.

Jika bertemu dengan kendaraan-kendaraan besar seperti itu, baiknya Anda menghindari atau tidak dekat-dekat dengan bus dan truk yang melintas di sekitar Anda.

Hal ini disampaikan oleh Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana.

"Kalau bisa hindari terlalu dekat dengan kendaraan besar. Baiknya segera mendahului lalu menjauh atau kalau kendaraan besar tersebut melaju kencang, seperti bus malam, biarkan dia lewat dulu," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com Rabu (20/6).

 


Selanjutnya

Menurutnya, kecelakaan kerap terjadi akibat posisi kendaraan kecil yang berada di dekat kendaraan besar. Untuk itu, sudah seharusnya pengemudi mobil meningkatkan kewaspadaan dan melihat kondisi sekitarnya.

Jika tak bisa menghindari, posisi terbaik bagi pengendara mobil ialah berada di belakang kendaraan besar. Posisi ini dapat mengantisipasi ketidaksiapan sopir truk atau bus yang terlambat mengerem jika terjadi apa-apa.

"Bus dan truk punya distribusi beban yang tidak merata. Ini rentan terjadi rem blong bahkan terguling," kata Sony.

"Posisi kita pengendara mobil ada di belakang, membuat kita bisa melihat dan menilai kondisi jarak aman," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya