Menhub: Kapasitas Kapal yang Tenggelam di Danau Toba Hanya untuk 43 Orang

Selain itu, diduga pula KM Sinar Bangun berlayar pada hari nahas itu tanpa disertai izin.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2018, 20:32 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang menggelar konferensi pers terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun. Foto (Liputan6.com/Maulandy)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang diduga telah menjadi korban tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Kapal yang ditumpangi hampir mencapai 200 orang itu tenggelam pada Senin 18 Juni 2018, hari pasca-lebaran Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, tenggelamnya kapal tersebut diduga karena jumlah penumpang melebihi kapasitas yang semestinya. Karena menurut informasi yang diterima pihakanya, Kapal tersebut hanya bisa mengangkut atau menampung penumpang sebanyak 43 orang.

"Kapasitas dari kapal itu kurang lebih 43 orang," kata Budi saat konferensi pers di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (20/6/2018).

Selain itu, diduga pula KM Sinar Bangun berlayar pada hari nahas itu tanpa disertai izin.

"Mungkin kapal itu legal, tapi terbuka kemungkinan bahwa KM Sinar Bangun berlayar tanpa izin bila tidak ada manifes dan SIB (Surat Izin Berlayar)," ujar Budi.

Dirinya pun menegaskan, pihaknya akan mencari para korban KM Sinar Bangun selama tujuh hari lamanya. Pihaknya juga nantinya akan melakukan estimasi waktu tambahan selama tiga hari.

"Penangangana akan dilakukan selama tujuh hari, apabila duperlukan akan ditambah 3 hari," tegas Budi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tanpa Manifes

Tim SAR menggunakan teropong saat proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatra Utara, Rabu (20/6). Hingga hari ketiga, sebanyak 18 penumpang selamat, dua tewas dan 160 lainnya dalam proses pencarian. (AP/Binsar Bakkara)

Sebelumnya, Kabag Pensat Divhumas Mabes Polri Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kapal yang tenggelam tersebut ternyata tak mempunyai manifes. Karena itu, pihaknya membuka posko untuk mendata korban berdasarkan laporan masyarakat.

"Sebanyak 350 personel gabungan yang turun. Ada pula posko di sana untuk mendata karena memang kapal tidak ada manifes," kata Yusri di Kompleks Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/6/2018).

Dia juga menyebut saat ini sudah ada 178 orang atau keluarga yang melapor ke posko pengaduan yang sudah dibuat datanya. Pihaknya saat ini juga masih melakukan pencarian di Danau Toba.

"Jadi ada beberapa keluarga korban melapor, ada sekitar 178 yang merasa kehilangan keluarga dengan data sudah lengkap semua. Ini sementara kita masih data dan petugas masih melakukan pencarian," sebutnya.

 

Reporter: Nur Habibie

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya