Liputan6.com, Moskow - Sebagai salah satu layanan sewa rumah jangka pendek paling populer di dunia, AirBNB telah hadir di pasar Rusia selama tujuh tahun. Pada April 2017, layanan ini menawarkan 42.000 tempat di berbagai kota di Rusia.
Menjelang Piala Dunia 2018, banyak tamu yang berburu apartemen di kota tuan rumah, dan AirBNB menyajikan banyak penawaran baru. Beberapa pemilik rumah Rusia ingin meraup keuntungan dari turis asing yang akan mengunjungi teman dan kerabat mereka, sementara yang lain bahkan membeli apartemen baru sebagai investasi.
Advertisement
Dikutip dari RBTH Indonesia, Rabu (20/6/2018), para pengguna lama AirBNB menceritakan pengalaman mereka menyewakan apartemen kepada orang asing. Mereka juga memanfaatkan momen Piala Dunia 2018 sebagai peluang untuk meningkatkan pendapatan.
"Saya tidak takut siapa pun. Saya bahkan tidak meminta salinan paspor mereka," terang Irina di Sankt Peterburg, Rusia, kepada RBTH.
"Sudah 10 tahun saya memiliki perusahaan tur sendiri dan selalu mencari akomodasi untuk klien dengan bantuan AirBNB. Tapi saya juga ingin punya penginapan sendiri. Jadi, saya dan suami saya membeli dua apartemen, dan kini kami membeli yang ketiga."
Kedua apartemen Irina terletak di sebuah bangunan tua di pusat kota dan dirancang untuk orang asing.
"Kami membeli apartemen sebagai investasi dan meminta tim dekorasi interior untuk menciptakan ‘nuansa kuno.’ Orang-orang Eropa menyukai itu. Salah satunya gaya klasik Sankt Peterburg — langit-langit tinggi, tirai berat, warna dinding seperti Hermitage, beserta tempat lilin, plesteran, dan alas tinggi," sebutnya.
"Yang kedua adalah apartemen dengan mansard bergaya era Romantisisme Paris."
Iriana mengaku udah menerima tujuh reservasi untuk selama Piala Dunia 2018. Dia akan menyambut sendiri tamunya dan akan mendaftarkan mereka secara legal. Untuk urusan harga, Iriana mematok Rp 2,4 juta per hari.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Harga Meroket
Harga sewa penginapan di Moskow telah meningkat rata-rata tiga hingga empat kali lipat, terang Natalya. Ia menyewakan empat apartemen di AirBNB dan telah meningkatkan jumlah apartemennya tahun ini.
"Hampir semua apartemen yang saya miliki diawasi CCTV — di koridor, sebagian di dapur dan ruang umum, tetapi tidak di kamar tidur. Namun, saya secara terbuka memperingatkan orang-orang tentang hal ini," paparnya.
"Saya menetapkan kontrak dalam bahasa Inggris dan mengambil denda jika ada sesuatu yang rusak. Jujur saja, kami takut dengan apa yang dilakukan para penggila bola ini. Tetapi pada saat yang sama, kami ingin menghasilkan uang," kata Natalya.
Studio Natalya di sebuah gedung Stalin dekat VDNKh biasanya disewakan seharga Rp 900 ribu per hari. Sedangkan, selama Piala Dunia, harganya naik menjadi Rp 2,6 juta ribu. Tetapi ia tidak akan mendaftarkan penggemar.
"Saya memberi tahu mereka bahwa saya tidak akan punya waktu untuk melakukan ini. Tapi tidak ada yang kesal. Saya sudah menerima banyak reservasi, dan semuanya orang asing. Saya pikir orang-orang Rusia juga akan muncul di menit-menit terakhir."
Saat ini, Natalya mempekerjakan seorang pekerja dan beberapa orang lain untuk membantunya mengurus tamu dan kegiatan promosi.
"Saya takut meninggalkan kota selama waktu itu. Saya tidak bisa meninggalkan pekerja saya. Itu sebabnya kami liburan sebelum dan sesudah Piala Dunia. Saya dapat membayangkan apa yang akan terjadi di sini — kita akan sangat sibuk; terutama karena kami ingin menghasilkan uang. Kesempatan seperti itu tidak bisa dilewatkan," tutupnya.
Advertisement