Pasokan Susut Bikin Harga Minyak AS Sentuh Level Tertinggi

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mampu catatkan level tertinggi dalam satu minggu seiring penurunan terbesar persediaan minyak AS secara mingguan.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2018, 05:30 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia bervariasi. Harga minyak Amerika Serikat atau West Texas Intermediate (WTI) mampu catatkan level tertinggi dalam satu minggu seiring penurunan terbesar persediaan minyak AS secara mingguan.

Sedangkan harga minyak Brent melemah didorong pelaku pasar yang mencermati komentar dari pejabat pemerintahan yang tergabung dalam the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang akan gelar pertemuan pada akhir Juni.

Harga minyak WTI untuk pengiriman Juli naik USD 1,15 atau 1,8 persen ke posisi USD 66,22 per barel di New York Mercantile Exchange. Level tersebut tertinggi sejak 14 Juni. Sedangkan harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus berada di posisi USD 65,71.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus turun 34 sen atau 0,5 persen ke posisi USD 74,74 per barel di ICE Futures Europe.Persediaan minyak AS pengaruhi pergerakan harga minyak dunia. The US Energy Information Administration (EIA) melaporkan pasokan minyak turun 5,9 juta barel hingga 15 Juni.

Analis yang disurvei S&P Global Platts memperkirakan pasokan minyak turun 3,7 juta barel.Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan pasokan minyak susut 3 juta barel.

"Lonjakan dalam kilang hingga 17,7 juta barel per hari telah menarik stok minyak dalam jumlah besar sejak Januari. Ini mengingat tingginya aktivitas penyullingan sehingga tidak boleh terlalu terkejut ketika melihat pasokan untuk bensin dan distilasi," ujar Direktur ClipperData, Matt Smitch, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (21/6/2018).

Berdasarkan data EIA, stok bensin naik 3,3 juta barel selama sepekan. Stok distilasi bertambah 2,7 juta barel. Sedangkan survei S&P Global Platts memperkirakan pasokan jatuh satu barel untuk bensin dan stok sulingan diharapkan turun 700 ribu barel.

 


Selanjutnya

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Smith juga menunjukkan kalau total produksi minyak mentah AS tidak berbah pada 10,9 juta barel per hari.Sementara itu, Arab Saudi dan beberapa negara non-OPEC termasuk Rusia perlu sepakati angka produksi berkelanjutan pada pertemuan akhir Juni 2018.

“Ini akan menjadi salah satu pertemuan OPEC dan non-OPEC yang paling banyak jadi perhatian dalam beberapa tahun ini. Ini pasti harus memberikan kejelasan bersama dengan peningkatan volatilitas," kata Anggota Tyche Capital Advisors Tariq Zahir.

Sebuah pertemuan dijadwalkan Jumat bagi anggota OPEC. Akan tetapi pertemuan OPEC dan non-OPEC yang dipimpin Rusia akan dilakukan pada Sabtu ini.

"Iran sedang membuat kesepakatan soal peningkatan dalam produksi. Jika konflik meledak hingga negosiasi alot akan berlanjut pada pertemuan non-OPEC pada Sabtu,” ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn.

Namun, Iran mungkin secara kondisional menerima kenaikan produksi minyak yang didorong oleh Arab Saudi dan Rusia untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat.

Baru-baru ini, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengajukan proposal agar kelompok itu meningkatkan produksi sebanyak 1,5 juta barel per hari. Pejabat Arab Saudi sedang membahas berbagai peningkatan yang lebih kecil.Adapun masalah perdagangan dan implikasi dari potensial kekuatan ekonomi global termasuk permintaan minyak juga pengaruhi pergerakan harga minyak.

Apalagi pasar keuangan global bergejolak pada awal pekan ini seiring ancaman tarif AS terhadap produk China sekitar USD 450 miliar.China pun mengisyaratkan dapat menambah pajak impor atas minyak mentah AS yang dapat memukul ekspor AS dan bebani harga.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya